ads

BMKG SEBAGAI SARANA INFORMASI TENTANG KEADAAN CUACA



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
       Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang selanjutnya disebut BMKG adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Badan ini secara konsisten memfokuskan diri pada peningkatan pelayanan kepada pelanggan serta peningkatan efisiensi proses internal guna tercapainya penyebaran informasi dengan baik dan benar secara keseluruhan. Langkah ini mencerminkan komitmen manajemen untuk menjaga realibilitas pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mengoptimalkan ketersediaan sumber data dan informasi yang diperlukan untuk pelayanan yang optimal dan konsisten.
Sistem informasi di Indonesia saat ini banyak mengalami kemajuan dan kemunduran yang sangat signifikan yang artinya banyak muncul berbagai informasi yang terkadang dapat menyebabkan pilot lama menerima informasi yang di berikan karena minimnya jaringan komunikasi yang ada.
Dalam bentuk TI yaitu seorang pilot tidak perlu menunggu seseorang untuk memberikan informasi mengenai perubahan cuaca yang terjadi sehingga tidak menghambat penerbangan. Dan di masing-masing stasiun penerbangan sudah memiliki TI yang canggih, karena mereka ingin menjadi yang terdepan.
Permasalahan lain yang terjadi di BMKG adalah dalam penyebaran data dan informasi dari pusat ke stasiun stasiun penerbangan, jika salah satu server ada yang tidak berfungsi maka penyebaran data dan informasi ke stasiun-stasiun menjadi terganggu, bahkan tidak akan bisa mengirimkan informasi apapun ke Stasiun-stasiun penerbangan.
B. Rumus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1.      Apa peranan BMKG ?
2.      Apa saja alat-alat yang ada di BMKG
C. Tujuan Penelitian
           1.      Untuk mengetahui bagaimana peranan BMKG
           2.      Untuk mengetahui bagaimana cara kerja di BMKG
           3.      Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang berada di BMKG
D. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dimaksud agar memberi kerangka atau gambaran secara umum dan luas tentang garis besar tentang paper ini.
BAB I  PENDAHULUAN
Berisikan tentang : Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II  LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang : Sejarah singkat tentang BMKG, tugas pokok dan fungsi BMKG.
BAB III  KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP
Dalam bab ini memuat kesimpulan, saran, penutup


BAB II
LAPORAN HASIL PENELITIAN
           
           A.    Keadaan lokasi

1.      Sejarah Singkat BMKG 
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009).

2.      Tujuan Pokok dan Fungsi 
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi:
·   Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·  Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·     Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·   Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
·      Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·       Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·    Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·         Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·      Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·    Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·      Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
·   Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
·   Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
·         Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
·         Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang R
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.


      B.     Struktur kepengurusan BMKG Lampung
·         Tahapan dalam pengolahan data dan informasi cuaca :
1)      Suhu Udara
Sinar matahari dapat mempengaruhi suhu di permukaan bumi. Sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi akan menyebabkan permukaan bumi menjadi panas yang akibatnya suhu meningkat. Dalam pengamatan synoptic, suhu udara diukur dengan menggunakan thermometer dengan satuan derajat celcius (C).
2)      Tekanan Udara
Satuan yang dipakai dalam mengukur tekanan udara adalah milibar (mb) dengan membaca skala barometer.
3)       Angin (Wind)
Dalam pengamatan synoptic, angin yang diamati meliputi arah (dd) dan kecepatan (ff). Adapun alat yang dipergunakan adalah anemometer.
4)      Penguapan (Evaporasi)
Sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi terutama pada permukaan laut akan menyebabkan terjadinya penguapan. Dalam pengamatan synop, penguapan diukur menggunakan evaporimeter (panci penguapan).
5)      Awan (Cloud)
Dalam synop, pengamatan awan meliputi jumlah awan (N), tinggi awan (h), jenis awan (C), arah awan (D), dan sudut elevasi puncak awan. Jumlah awan maksimum yang diamati sebanyak 8 oktas. Tinggi awan mencakup tinggi dasar awan (base cloud) dan tinggi puncak awan (top cloud). Jenis awan terdiri dari Cirrus (Ci), Cirrocumulus (Cc), Cirrostratus (Cs), Altocumulus (Ac), Altostratus (As), Nimbustratus (Ns), Stratocumulus (Sc), Stratus (St), Cumulus (Cu), dan Cumulusnimbus (Cb). Arah awan yang diamati meliputi arah mata angin, sedangkan sudut elevasi puncak awan diamati hanya pada awan konventif,yaitu Cumulus (Cu), dan Cumulusnimbus (Cb).
6)      Curah Hujan
Alat yang dipakai untuk mengukur curah hujan adalah penakar hujan dengan satuan millimeter (mm).
7)       Visibility
Visibility adalah jarak pandang mendatar.
8)      Kelembaban Udara (RH)
Kelembaban udara dapat diamati dengan memperhatikan thermometer bola basah dan bola kering atau dengan menggunakan hygrometer.
9)      Weather (Keadaan Cuaca)
Dalam pengamatan, keadaan cuaca meliputi cuaca sekarang (present weather) dan cuaca yang lalu (past weather).
10)  Radiasi matahari
Pengamatan radiasi matahari meliputi lama penyinaran (duration) dengan alat Campbell Stokes dan intensitas dengan alat Actinograph.
11)  Keadaan Tanah (State Of Ground)
Keadaan tanah terbagi atas 3 macam :
      a)      Keadaan tanah kering
      b)      Keadaan tanah lembab/basah
      c)      Keadaan tanah banjir/tergenang

·         Pengamatan unsur cuaca
Adapun ketinggian unsur-unsur cuaca yang diamati,yaitu : Permukaan, yaitu penguapan dan keadaan tanah.
Dekat permukaan dengan ketinggian :
a)      1,2 m meliputi suhu udara, tekanan udara, curah hujan, penyinaran matahari, dan kelembaban udara.
b)      1,5 m meliputi visibility.
c)      10 m meliputi angin
Jauh, yaitu pengamatan awan dan keadaan cuaca.

·         Aktivitas pengamatan
a)      Melihat
b)      Membaca / Mencatat
c)      Mengukur
d)     Menghitung
e)      Estimasi / Memperkirakan
f)       Evaluasi
g)      Mengkode / Menyandi
h)      Pengiriman / Pertukaran Data (8X / hari)

·         Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dari 3 sumber :
a)      Dari hasil pengamatan di stasiun
b)      Dari hasil pengamaan di stasiun BMKG sekitar dan
c)      Asiun kerjasama (Pos hujan OBS, pos hujan otomatis, & pos penguapan SMPK)

·         aktivitas pengolahan
a)      Penyandian ( Klimat & Synop )
b)      Pengiriman Rael Time ( 1 X / Bulan )
c)      Penyimpanaan ( Pengarsipan )

·         Penyebaran data
Penyebara data utama yaitu synop dikirim ke BMKG pusat melalui komunikasi jaringan CMSS (Computerized Message Switching System) pada jam-jam 00.00, 03.00, 06.00, & 09.00 GMT.
Data- data yang sudah terangkum dari hasil pengamatan masing-masing pos hujan dan stasiun kerjasama di publikasikan sesuai dengan permintaan user.

      C.    Jenis-jenis kegiatan pelaksanan dan alat – alat pendukung yang tersedia di BMKG
                                                                             
           a)     Termometer 
Alat untuk mengukur temperatur adalah thermometer. Ada beberapa jenis thermometer yang digunakan dewasa ini, namun dalam pengamatan meteorologi dan klimatologi, umumnya digunakan thermometer kaca (liquid-in-glass thermometer) untuk peralatan Konvensional dan thermometer PT-100 untuk peralatan-peralatan digital.Thermometer kaca (liquid-in-glass thermometer) umumnya menggunakan Air raksa (mercury) untuk pengukuran temperatur diatas suhu freezing point (-38.3 °C) dan menggunakan alkohol untuk pengukuran yang memiliki jangkauan ukur dibawah/sekitar freezing point.
Thermometer berdasarkan konstruksinya dapat dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu:
  1. Sheathed Type dengan skala ukur tercatat di batang thermometer.
  2. Sheathed Type dengan skala ukur tercatat di dalam selubung thermometer.
  3. Unsheathed Type dengan skala ukur tercatat di batang dan tempat thermometer.
  4. Unsheathed Type dengan skala ukur tercatat di batang thermometer.
  5. Beberapa thermometer adapula yang dilengkapi dengan kaca pembesar, terutama untuk kepentingan labotatorium medis, namun jarang digunakan dalam pengamatan meterologi atau klimatologi.

           b)     Barometer
Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan udara. Tekanan udara pada suatu permukaan adalah gaya yang diberikan kepada suatu permukaan atau area oleh sekolom udara di atas permukaan tersebut. Tekanan yang diberikan tersebut sebanding dengan massa udara vertikal yang terdapat di atas permukaan tersebut sampai pada batas ketinggian lapisan atmosfer terluar. Hal itu yang membuat tekanan udara di setiap tempat berbeda menurut ketinggian dari tempat tersebut. Tekanan udara juga merupakan salah satu parameter yang diamati oleh observer ketika melakukan pengamatan udara permukaan atau synoptic observation. Pada kenyataannya terdapat banyak alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara, diantaranya barometer air raksa, barometer aneroid, aneroid barograph, serta bourdon tube barograph.

           c)     Anemometer
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu cup counter anemometer. Alat ini terdiri dari tiga buah mangkuk yang dipasang simetris pada sumbu vertikal. Pada bagian bawah dari sumbu vertical dipasang generator, yang terputar oleh ketiga mangkuk. Tegangan dari generator sebanding dengan kecepatan berputar dari mangkuk - mangkuk. Wind Vane atau alat penunjuk arah angin adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk mengetahui arah horizontal pergerakan angin (angin permukaan). Alat ini terdiri dari suatu objek tidak simetris (contohnya suatu anak panah atau panah berbentuk ayam jago yang menempel pada pusat gravitasinya sehingga panah itu dapat bergerak dengan bebas di sekitar poros horizontalnya) yang dihubungkan pada vane/weather cock sensor pada anemometer.

           d)     Higrometer
Secara umum kelembaban (Relative Humidity) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang ada di udara dan dinyatakan dalam persen dari jumlah uap air maksimum dalam kondisi jenuh. Dan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kelembaban udara (Relative Humidity) adalah Higrometer. Higrometer rambut adalah sebuah alat pengukur kelembaban udara dengan satuan persen yang menggunakan prinsip muai panjang rambut dimana rambut akan memanjang ketika kelembaban udara bertambah. Adapun rambut yang digunakan adalah rambut manusia atau kuda yang sudah dihilangkan lemaknya yang kemudian dikaitkan dengan pengungkit (engsel) yang dihubungkan dengan jarum yang menunjuk kepada skala sehingga memperbesar perubahan skala dari perubahan kecil dari panjangnya rambut.

           e)     Penakar Hujan
Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah hujan.Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri.Alat ini dipakai di stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan.Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah.Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada alat ini.

      D.    Pembahasan
Badan Meteorologi dan Geofisika Lampung telah berdiri sejak tahun 1963 dan berdiri dari beberapa stasiun yang berdiri beberapa tahun kemudian, untuk pelayanan khusus penerbangan pada bandara radin inten II lampung ( ketika itu bandara branti ) selajutnya mulai tahun 1997 pelayanan Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung tidak hanya melayani penerbangan saja namun ditingkatkan pada pelayanan iklim dan perairan dan mendapat tugas tambahan sebagai Stasiun Koordinat BMKG Provinsi Lampung sedangkan untuk pelayanan kegempaan dimulai tahun 1982 dengan berdirinya Stasiun Geofisika Kotabumi di Mulang Maya Kabupaten Lampung Utara.





 BAB III
KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
Cuaca berpengaruh terhadap penerbangan artinya jika kelembaban udarav sangat tinggi maka pesawat tidak akan bisa terbang tetapi sebaliknya, jika kelembaban udara normal maka pesawat bisa lepas landas tanpa ada hambatan.
 Pemberian informasi ke stasiun-stasiun meteorologi dihitung
v berdasarkan waktu yang ditentukan oleh ICAO (International Civil Aviation Organisation), tetapi jika ada perubahan cuaca yang tidak biasa dalam waktu rentang 30 menit maka dapat segera dilakukan pemberian informasi.
 Tidak ada alternatif lain jika salah satu server yang ada di BMKG sedang tidak berfungsi.
v
B.Saran
Waktu merupakan komponen pembentuk preferensi pemberian informasi yangv paling krusial, oleh karena itu setiap operator disetiap stasiun penerbangan harus cepat dan tanggap terhadap informasi yang diberikan pihak BMKG agar segera diberikan kepada pilot untuk segera melakukan penerbangan.

Bagi peneliti berikutnya, hasil penelitian ini masih dapat dikembangkan dengan berbagai penelitian lainnya seperti :
·         Melebarkan fokus penelitian dengan membandingkan beberapa kelompok sampel.
·         Penelitian untuk mengetahui stasiun – stasiun meteorologi apa saja yang ada di BMKG.
C.Penutup
Alhamdulillah penulis ucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini. Mudah-mudahan paper ini dapat menambah ilmu dan wawasan para pembaca dan khsusnya penulis sendiri.
Dalam menulis paper ini, penulis masih dalam taraf pembelajaran dan masih banyak keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Mudah-mudahan pengalaman ini dapat menjadi motifasi dan dorongan untuk kedepannya. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan paper ini.




BMKG SEBAGAI SARANA INFORMASI TENTANG KEADAAN CUACA BMKG SEBAGAI  SARANA  INFORMASI  TENTANG  KEADAAN CUACA Reviewed by Unknown on 5:55 AM Rating: 5

No comments:

ads
Powered by Blogger.