Perbandingan Pendidikan: Pengertian, Ruang Lingkup dan Objek Perbandingan Pendidikan
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pendidikan perbandingan itu muncul dalam kaitan dengan pendidikan
internasional, maka perkembangan pendidikan internasaional akan ditengahkan
terlebih dahulu. Sesuai dengan maksud tersebut diatas, maka penjang uraian
tentang pendidikan internasional, dimana perlu, pada saatnya akan ditampilkan
pendidikan perbandingan. Dua jenis perbandingan ini akan ditinjau dalam
kaitannya secara fungsional sati sama lain, dengan mengutamakan
artimasing-masing bagi dunia internasional pada umumnya dan bagi indonesia khususnya. Dengan demikian isi urain ini
diharapkan merupakan penjelasan tentang makna pendidikan internasional dan pendidikan perbandingan yang sesuai
dengan visi pendidikan sekarang[1]
Perbandingan
pendidikan sebagai ilmu dalam dunia pendidikan pada khususnya dan dunia ilmu
pengetahuan pada umumnya mempunyai kedudukan penting. Tidak saja orang-orang
yang bekerja dalam dunia kependidikan yang dapat memetik manfaat Ilmu
Perbandingan Pendidikan, akan tetapi mereka yang mempunyai minat dan profesi
dalam bidang-bidang ilmu sosial (social sciences) seperti para ahli sosiologi,
ahli kebudayaan dan ahli politik dan sebagainya. Khusus bagi orang yang
berkecimpung dalam dunia kependidikan, studi perbandingan pendidikan dapat
memberikan berbagai bentuk dan segi kemanfaatan.
Jadi ilmu perbandingan pendidikan itu mengandung pengertian yang
lebih kompleks, oleh karena harus mencakup berbagai latar belakang yang mempengaruhi
perkembangan bangsa disuatu negara. Sedangkan dalam perkembangan suatu bangsa
itu terdapat aspirasi-aspirasi dan ide-ide (cita-cita) yang mendorong
perkembangannya dalam kurun waktu lama. Aspirasi dan cita-cita itulah yang
memberi corak dan bentuk kebudayaan atau peradaban bangsa itu.
B.
Rumusan Masalah
1. Di dalam
makalah ini akan membahas tentang,
2. Pengertian, Ruang Lingkup Dan Objek
Perbandingan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Perbandingan Pendidikan
Penggunaan istilah “perbandingan pendidikan” atau Pendidikan
Perbandingan”, merupakan terjemahan dari istilah “Comparative Education” dalam
bahasa inggris, sebagaimana istilah “comparative religion” diterjemahkan
kedalam bahasa indonesia dengan “perbandingan agama”. Sementara ahli lainnya,
mengalih bahasakan istilah “comparative Education” tersebut kedalam bahasa
indonesia, dengan menggunakan istilah “pendidikan perbandingan”. Namun kedua
istilah tersebut pada dasarnya menunjukan pengertian yang sama, yaitu sebagai
suatu studi komparatif (Studi perbandingan)tentang pendidikan, atau suatu studi
tentang pendidikan dengan menggunakan pendekatan dan metode perbandingan; yang
berasal dari istilah lengkap “a comparative study of Education”.[2]
Study komparatif atau studi perbandingan yang dalam bahasa inggris:
“a Comparative Study”, menurut pengertian dasarnya adalah berarti menganalisa
dua hal atauau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaannya.
Dengan demikian, studi komparatif tentang pendidikan atau perbandingan
pendidikan, mengandung pengertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari
secara mendalam dua hal/aspek atau lebih tersebut. Artinya dengan studi
perbandingan tersebut kita bisa membandingkan beberapa konsep, teori, atau
sistem dan praktek pendidikan satu sama lainnya : kita juga bisa
memperbandingkan beberapa konsep dengan praktek penyelenggaraan pendidikan yang
ada pada suatu negara/bangsa; dapat pula kita mempelajari konsep, teori
pendidikan atau sistem pendidikan yang berlaku/ada pada suatu bangsa/negara
tertentu, dan kita perbandingkan dengan konsep pendidikan, atau teori
pendidikan atau sistem pendidikan yang berlaku di negara/bangsa kita sendiri.
Kemunculan disiplin ilmu ini dalam bidang pendidikan memunculkan
dua versi penyebutan, ada yang menyebutnya dengan istilah pendidikan
perbandingan dan ada pula yang menyebutnya dengan istilah perbandingan
pendidikan.
Versi pertama yakni pendidikan perbandingan, dalam penyebutannya
cenderung memungkinkan terjadinya mis-interprestasi, mengingat struktur bahasa
Indonesi selalu menggambarkan hubungan subjek dan objek (atau antara yang
menerangkan dan yang di terangkan). Pada versi ini, kesalahan penafsiran
mungkin terjadi jika kata perbandingan dianggap menjadi objek kajiannya,
sedangkan kata pendidikan menjadi subjeknya.
Pada versi yang kedua yakni perbandingan pendidikan, isitilah
perbandingan (sebagi subjek yang memuat faktor sistematika) menjadi metodologi
yang akan menerangkan tentang pendidikan (sebagi objek yang memuat orientasi
pelaksanaan pendidikan secara fungsional), yang erat keterkaitannya dengan
berbagai determinasi, seperti determinan falsafah dan ideologis suatu bangsa
atau negara, determinan sosiol, budaya, politik,ekonomi, agama, dan lain-lain.
B.
Hakekat Ilmu Perbandingan Pendidikan
Sebagai suatu ilmu perbandingan pendidikan tidaklah hanya membahas
masalah masalah sistem pendidikan dan pengajaran yang ada pada suatu negara,
juga tidak hanya tentang pemikiran
kependidikan yang ada dalam suatu dalam masyarakat dalam suatu negara atau
tentang teori-teori kependidikan yang di amalkan oleh suatu masyarakat sebagai
suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya. Bukanlah ilmu
perbandingan pendidikan bila hanya menitik beratkan pembahasan pada
perbandingan antara teori-teori kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat.[3]
Juga belum cukup berbobot bila ilmu perbandingan pendidikan hanya
membandingkan antara dua sistem atau lebih dari pada pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran yang ada di suatu negeri atau disuatu masyarakat. Karena dengan
demikian, kita hanya akan mengetahui beberapa persamaan dan perbedaannya tanpa
mengetahui latar belakang yang menyebabkannya timbulnya persamaan dan perbedaan
tersebut.
Ilmu perbandingan pendidikan tidak hanya sekedar mengamati sejarah
pendidikan disuatu negara atau beberapa negara dengan tujuan untuk mengetahui
pokok-pokok permasalahannya.
Semua yang tersebut diatas hanya merupakan aspek-aspek dari ilmu
perbandingan pendidikan saja, sedangkan hakekatnya masih belum terungkapkan.
Hakekatnya terletak pada latar belakang yang menimbulkan aspek-aspek yang
saling berkaitan.
Jadi ilmu perbandingan pendidikan itu mengandung pengertian yang
lebih kompleks, oleh karena harus mencakup berbagai latar belakang yang
mempengaruhi perkembangan bangsa disuatu negara. Sedangkan dalam perkembangan
suatu bangsa itu terdapat aspirasi-aspirasi dan ide-ide (cita-cita) yang
mendorong perkembangannya dalam kurun waktu lama. Aspirasi dan cita-cita itulah
yang memberi corak dan bentuk kebudayaan atau peradaban bangsa itu.[4]
Oleh karena itu pembatasan pengertian ilmu perbandingan pendidikan
harus bersifat komprehensif sebagai berikut;
1.
Ilmu
perbandingan pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan dan pengajaran
beserta problematika-problematikanya dalam negra-negara yang berbeda.
Masing-masing sistem dan problematika tersebut diusut sampai kepada sebab-sebab
sebenarnya yang berada dibalik sistem dan problematikanya.
2.
Ilmu
perbandingan pendidikan dapat juga diartikan sebagai studi tentang sistem
pendidikan dan pengajaran dinegara yang berada serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3.
Ilmu
perbandingan pendidikan juga diartikan sebagai studi tentang teori-teori
kependidikan dan pengajaran serta bagaimana pengalaman atau penerapannya
dinegara-negara yang berbeda itu dengan memperbandingkan antara teori-teori
tersebut sehingga diketahui persamaan dan perbedaabnya serta mengembalikan
kepada latar belakang sumber yang mempengaruhinya.[5]
Jadi yang menjadi inti pokok dalam ilmu perbandingan pendidikan itu
adalah studi tentang sebab yang menimbulkan problematika kependidikan dan
pengajaran serta sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan di
antara sistem-sistem yang ada di negara-negara yang berbeda itu.
Oleh karena itu dalam hubungannya dengan pembatasan pengertian
tersebut orang yang melakukan studi perbandingan pendidikan harus mampu
menjawab pertanyaan : “mengapa ada persamaan dan ada perbedaan.”
Dalam hubungan ini ada beberapa tokoh ahli perbandingan pendidikan
yang memberikan pembatasan pengertian sebagai berikut :
1.
Carter
V. Good memberikan pembatasan :
“perbandingan
pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan teori dan praktek
kependidikan yang ada didalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas
pandangan dan pengetahuan diluar batas negerinya sendiri”
2.
I.L
Kandel memberikan pembatasan pengertian sebagai berikut :
“pendidikan
perbandingan adalah studi tentang teori
dan praktek pendidikan masa sekarang sebagaimana dipengaruhi oleh berbagai
macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah pendidikan.”
3. Menurut J.P. Sarumpet MA
Perbandingan pendidikan adalah seorang lektor dari Universitas Melbourne,
Australia. Menurut beliau, bagian penting atau ruang lingkup dari pendidikan
dalam suatu negara, adalah :
a. Sejarah perkembangan pendidikan di negara
tersebut, yang diuraikan secara singkat. Hal ini dimaksudkan, untuk mengetahui
sistem pendidikan seperti apa, yang dipakai di negara tersebut, dan masih
berlaku sampai saat ini.
b. Administrasi Pendidikan, terutama dalam hal
ini, dilihat dari bagaimana pengaturan pelayanan administrasi, di masing-masing
lembaga pendidikan yang ada di negara tersebut. Misalnya, di negara Perancis,
menerapkan sistem administrasi yang terpusat, atau yang biasa disebut dengan
sentralisasi. Sedangkan di negara Inggris, menerapkan sistem yang sebaliknya,
yaitu memberikan kekuasaan kepada daerah, untuk mengurus pendidikannya sendiri,
atau yang biasa disebut dengan desentralisasi.[6]
3. Menurut William W. Brickman
a.
Menurut beliau, perbandingan pendidikan itu
mempelajari, dan menganalisis, serta memperbandingkan (ruang lingkupnya) adalah
hal-hal sebagai berikut :
b.
Mempelajari sistem pendidikan di negara lain, dan
penjelasan mengenai permasalahan pendidikan, yang ada di negara tersebut.
c.
Menganalisis mengenai latar belakang yang
mempengaruhinya, serta problema-problemanya dilihat dari berbagai sudut
pandang, terutama tentang problema-problema yang kontroversial.
d.
Membandingkan tentang persamaan dan perbedaan antara
point satu dan dua tersebut diatas.
e.
Memperbandingkan dan menilai sebab-sebab pokok,
sebelum dan sesudah dilakukan pemecahan problema-problema yang kontroversial,
dan yang bersifat biasa.
4. Menurut DR. Nazily Shalih dan DR. Abdul
Ghani Abud
a.
Menurut beliau berdua, studi perbandingan pendidikan
itu, mempunyai ruang lingkup yang luas, karena mencakup hal-hal sebagai berikut
:
b.
Segala pengetahuan, yang berkaitan dengan sistem
pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat, yang memiliki arti atau pendapat
berbeda-beda.
c.
Berbagai teori atau pengetahuan pendidikan seperti
filsafat pendidikan, kurikulum pendidikan, manajemen, budget kependidikan,
metodologi kependidikan, masalah penyediaan guru, dan pembinaannya, serta
peraturan-peraturan yang berlaku, dan sebagainya.
d.
Sejarah pendidikan dari suatu negara, karena, sejarah
dapat menjelaskan problematika kependidikan untuk masa kini.
e.
Kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa, yang
merupakan latar belakang yang mempengaruhi timbulnya sistem kependidikan yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Pembatasan yang diberikan oleh kedua orang ahli diatas menunjukan
bahwa ilmu perbandingan pendidikan mengarahkan sasaran studinya kepada masalah
teori dan pengamalannya atau pengeterapannya dalam masyarakat yang ada sekarang
dengan tidak melupakan latar belakang yang mempengaruhinya termasuk sejarah
pendidikan dalam masyarakat yang bersangkutan. Sejarah mempunyai arti penting
karena didalamnya terdapat teori-teori dan pengamalannya dari waktu kewaktu.
Adapun tentang sejauh mana sistem tersebut mampu berperan dalam
masyarakat sebagai sarana mencapai cita-citanya adalah banyak bergantung pada
berbagai faktor yang mendukungnya. Faktor-faktor itu berupa antara lain
kesesuaian organisasi dan administrasinya dengan para pelaksana yang
mendukungnya. Disamping sarana dan prasarana kependidikan yang disediakan.[7]
Disisi lain Abdul Rachman Assegaf mengemukakan salah satu pandangan
Carter V. Good yang menyertakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
pendidikan, yakni bahwa perbandingan pendidikan adalah studi tentang
kekuatan-kekuatan pendidikan, sosial, politk, dan ekonomi dalam hubungan
internasional dengan tekanan pada potensi dan bentuk pendidikan sedangkan
tujuannya adalah untuk meningkatkan saling pengertian dengan jalan tukar
menukar sarana pendidikan, teknik dan metode, mahasiswa guru, dosen, teknisi,
dan lain-lain.
Sedangkan pandangan Robert F. Arnove, sebagaimana dikemukakan Abdul
Rachman Assegaf, menyatakn tentang tujuan kajian perbandingan pendidikan
sebagai berikut: “perbandingan pendidikan mengkaji bagaimana negara-negara
berencana memperluas, meningkatkan, dan melakukan upaya demokratisasi terhadap
sistem pendidikan mereka”.
Kesimpulan terhadap pengertian perbandingan pendidikan ini menurut
Arifin, antaralain:
1.
Ilmu
perbandingan pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan dan pengajaran
besrta problematika-problematikanya dalam negara-negara yang berbeda.
2.
Ilmu
perbandingan pendidikan dapat juga diartikan sebagai studi tentang pendidikan
dan pengajaran dinegara yang berbeda-beda, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3.
Ilmu
perbandingan pendidikan juga diartikan sebagai studi tentang teori-teori
kependidikan dan pengajaran serta bagaimana pengalaman atau penerapannya
dinegara-negara yang berbeda itu dengan memperbandingkan antara teori-teori
tersebut sehingga diketahui persamaan dan perbedaannya serta mengembalikan
kepada latar belakang sumber yang mempengaruhinya.
Sedangkan kesempiulan perbandingan pendidikan menurut Abdul Rachman
Assegaf, anatara lain:
1.
Perbandingan
pendidikan adalah perbandingan teori dan praktik pendidikan antara negara
dengan tinjauan terhadap faktor yang berpengaruh ataupun sejarah
perkembangannya dalam rangka pengembangan sistem pendidikan mereka.
2.
Perbandingan
pendidikan berkaitan dengan sistem dan kebijakan pendidikan yang berlaku
disuatu negara.
3.
Perbandingan
pendidikan juga berhubungan dengan perbandingan antar tokoh, konsep, ataupun
institusi pendidikan antar negara.
Menyangkut pandangan terakhir, yakni perbandingan pendidikan yang
berkenaan dengan perbandingan tokoh, konsep ataupun institusi pendidikan,
dapatndingan antar konsep pendidikan, yang
dicontohkan, seperti: perbandingan antar tokoh yaitu Muhammad Athiyyah
Al-Abrasyi seorang tokoh pendidikan dari mesir dengan John Dewey seorang
pendidikberkebangsaan Amerika; perbandingan antar konsep pendidikan, yaitu
konsep pendidikan Muhammad Abduh dari mesir dengan konsep pendidikan Ahmad
Dahlan dari Indonesia; ataupun perbandingan antar institusi pendidikan, yaitu
perbandingan pendidikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Indonesia dengan
Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM).[8]
Dalam studi perbandingan tentang pendidikan, terutama yang tertuju
pada studi perbandingan antara dua system pendidikan, tujuannya, disamping
untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara
kedua system pendidikan itu, juga dikandung maksud lebih jauh, yaitu :
1. Untuk menganalisa sumber-sumber atau factor-faktor yang menyebabkan
kekuatan-kekuatan dan kelemahannya masing-masing.
2. Untuk menimbulkan sikap saling pengertian dan terbuka satu sama lain.
Dan
3. Yangpada akhirnya akan terjalin saling kerja sama satu sama lain untuk
mengembangkan system pendidikan masing-masing, dan saling membantu dalam
memecahkan permasalahan-permasalahan pendidikan yang dihadapi masing-masing
bangsa/Negara.
Timbul dan berkembangnya studi komparatif
atau studi perbandingan, juga perbandingan pendidikan, secara psikologis adalah
adanya dorongan rasa ingin tahu manusia yang sangat kuat, telah mendorong
seseorang untuk mengetahui dan mempelajari lebih jauh perikeadaan dan peri
kehidupan yang berlaku diluar lingkungan masyarakat/Negara dan bangsa sendiri.
Dari segi ajaran agama Islam, bahwa ajaran
Islam ternyata sangat mendorong ummatnya untuk mengadakan studi perbandingan
itu, yaitu agar umat Islam belajar, mempelajari dan mengambil pelajaran dari
perikeadaan dan perikehidupan bangsa-bangsa lain yang ada dan berkembang di
dunia ini, baik masa lalu maupun masa sekarang. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam surat al-mukmin ayat 82, yang menganjurkan untuk mempelajari
keadaan dan kehidupan masyarakat/bangsa dimasa lalu. Kita juga diperintahkan
agar sebagian masyarakat pergi mempelajari/bertafaqquh fiddin, yaitu dalam
surat at-taubah ayat 122, dan selanjutnya memberikan pelajaran kepada kaumnya
atau masyarakat bangsanya. Rosulullah juga memerintahkan kepada umatnya untuk
menuntut ilmu, walaupun sampai kenegeri cina sekalipun.[9]
Secara historis, bertumbuh kembangnya rasa
nasionalisme yang berlebihan, yang menyebabkan terjadi konflik antar bangsa,
bahkan yang mendorong timbulnya perang dunia, juga merupakan factor yang
mendorong timbulnya perang dunia, juga merupakan factor yang mendorong
timbulnya studi perbandingan antar bangsa. Dalam hal ini, studi perbandingan
tersebut, berfungsi untuk mendorong timbulnya rasa saling pengertian antar
bangsa untuk mewujudkan kerjasama antar bangsa , dalam memelihara ketertiban
dan perdamaian dunia.
Sesuatu konsep tentang pendidikan
perbandingan untuk suatu negeri
seyogyanya mempunyai landasan aspirasi nasional negeri itu. Oleh karena
itu pengertian pendidikan perbandingan yang telah disebutkan diatas berasal dari
luar negeri, maka dibawah ini diusahakan untuk meninjau beberapa segi aspirasi
nasional yang mendasari konsep pendidikan pendidikan perbandingan itu.
Taman Siswa, adalah lembaga pendidikan di
Indonesia yang sejak berdirinya pada tahun 1921, menegakkan pendidikan yang
berdasarkan atas kebudayaan nasional Indonesia. Usaha ini adalah sebagai azas
menentang pendidikan yang berdasar atas kebudayaan barat, khususnya belanda.
Tetapi dengan teori Tri-Con. Taman siswa menaruh perhatian terhadap kemungkinan
berubah-ubahnya nilai kebudayaan sesuai dengan perkembangan zaman.[10]
Kebudayaan yang di harapkan sebagai
landasan pendidikan, menurut Taman Siswa, perlu yang bersendikan kebudayaan
nasional (consentrisch), tidak statis (continue), dan dapat menangkap unsure-unsur
baru (convergentie). Unsure-unsur ini, terutama yang sesuai dengan perkembangan
zaman dapat berasal kebudayaan dunia luar. Dijelaskan oleh seorang tokoh Taman
Siswa sebagai berikut.
“sebagai lembaga kemasyarakatan taman Siswa
tidak memisahkan diri dengan masyarakat luas. Ia harus menghubungkan diri
dengan masyarakat, kalau ingin mengabdi kepentingan masyarakat kemurni-murnian.
Dan, dasar dan teori Tri-Con Taman Siswa ini dijadikan pegangan hidup kita
sebagai bangsa, kehidupan ekonomi dan masyarakat dalam hubungan bngsa Indonesia
dengan dunia internasional (tauhid, 1963;51).
Rumusan di atas memberikan peluang terhadap
timbulnya usaha saling mengerti secara Internasional. Jadi sejalan dengan
cita-cita pendidikan Internasional. Hal ini tampak sejalan pula dengan apa yang
telah diperhatikan oleh seorang tokoh sejarah kebudayan Indonesia.
Sebuah inspirasi lain adalah nasionalisme;
pengertian nasionalisme yang dianut di Indonesia bukanlah nasionalisme yang
sempit. Nasionalisme adalah kualitas kejiwaan yang berdasarkan hidup, keadaan
bersama dan harga diri yang timbul dari masyarakat kebudayaan.
Rasa identitas sebagai bangsa yang dimaksud
tidak berarti eksklusifisme atau chauvinism. Lebih-lebih bila
nasionalisme itu ditinjau dalam hubungannya dengan internasionalisme dalam
pancasila. Internasionalisme, yang dikenal sebagai sila kedua dipandang sebagai
pernyataan dari nasionalisme sejati, dimana setiap bangsa menghargai dan
menjaga hak-hak semua bangsa, baik yang beasar maupun yang kecil, yang lama
maupun yang baru. Muqidimah undang-undang dasar 1945 menegaskan bahwa
berdirinya Negara Republik Indonesia itu adalah dengan cita-cita untuk
menciptakan kesejahteraan umum, menaikan tingkat kehidupan, dan ikut serta
membina tata kehidupan dunia berdasarkan atas kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan social.
Di dalam bidang politik, bahwa Indonesia terus
memberikan sumbangannya untuk turut serta menciptakan perdamaian dunia yang
abadi, adil dan sejahtera, serta pula hal ini dijadikan prioritas dalam
pembangunan, untuk kepentingan, terutama pada pelaksanaan pembangunan ekonomi.
Dalam definisi Good menunjukan perlunya
memperhatikan berbagai macam latar belakang pendidikan, dalam kenyataan bahwa
pendidikan itu tidak adapat dilepaskan dari dimensi-dimensi waktu yang melingkupinya,
yaitu waktu lampau, sekarang dan aakan dating. Dengan demikian, jika seseorang
mempelajri system pendidikan dari suatu bangsa atau Negara secra perbandingan,
tidak boleh tidak meski memperhatikan dimensi waktu ini. Demikian pula,
mempelajari latar belakang atau factor yang lain, seperti filsafat, ekonomi,
idiologi, politik, agama dan sebagainya.
Kedua, Vernon Malisson memberikan devinisi
tentang pendidikan ilmu perbandingan, sebagai; pemeriksaan (studi) yang
sistematis tentang kebudayaan dan system persekolahan, dirancang untuk
menyingkapkan bukan saja persamaan dan perbedaannya, tetapi juga sebab-sebabnya
dan variasi di dalam pemecahan terhadapsoal-soal umun yang di cobakan.
Malison
sependapat dengan Kandel dan Good, hanya saja ia menekankan pada pemakaian
gagasan tentang “watak Nasional” sebagai sumber pokok bagi
penjelasan-penjelasannya. Dengan watak nasional, yang dimaksudkan adalah
kecenderungan-kecenderungan dalam fikiran, perasaan dan perbuatan yang khusus
dan tersebar dalam suatu bangsa, dan berwujud dari factor-faktor keturunan
(warisan turun-menurun).[11]
Ketiga, Isaac Leon Kandel
(1881-1965) dalam bukunya ” Comparative Education” memberika definisi
sebagai berikut: perbandingan pendidikan
adalah studi mengenai teori dan praktek pendidikan sekarang, dan merupakan
kelanjutan dan sejarah pendidikan. Devinisi Kandel ini memberi petunjuk bahwa:
a.
Yang
menjadi objek studi dalam studi perbandingan pendidikan adalah teori dan
praktek pendidikan sekarang. Yang dimaksudkan dengan teori dan praktek
pendidikan sekarang, adalah sistem pendidikan yang ada dan berlaku pada suatu
negara atau bangsa yang ada pada sekarang ini.
b.
Sistem
pendidikan yang ada pada suatu negara/ bangsa tersebut telah tumbuh dan
berkembang serta dipengharuhi oleh bermacam-macam latar belakang misalnya: latar belakang atau faktor sosial,
politik, ekonomi, ideologi, filsafat, agama dan sebagainya, baik faktor-faktor
yang tampak jelas adanyha ataupun yang tidak tampak atau tersembunyi.
c.
Bahwa
semua faktor-faktor yang melatar belakangi dan mempengaruhi terbentuknya sistem
pendidikan negara/ bangsa tersebut., ada
kaitannya dan merupakan kelanjutan dan sejarah pendidikan bangsa/negara yang
bersangkutan (Kandel,1949:5).
Kandel
menunjukan bahwa yang dipelajaria adalah teori dan praktek pendidikan sekarang
dengan mengingat bahwa bermacam-macam latar belakang, termasuk sejarahnya turut
menentukan pula pendidikan pada waktu sekarang. Sejarah pendidikan disinggung
dalam hubungan ini karena sifatnya yang sistematis, dan karenanya mengandung
teori dan praktek pendidikan dari zaman kezaman.
Keempat, Julien berusaha untuk mengetahui pendidikan beberapa negeri
dieropa. Hasilnya bila telah terkumpul diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
penerangan untuk menumbuhkan saling mengerti antar bangsa. Tokoh ini
berpendapat bahwa adanya pergaulan anatar bangsa, timbul hubungan antar
kebudayaan. Bila yang bertemu beberapa kebudayaan, “arusnya” menjadi luas,
mendalam, dan kompleks. Oleh karna itu, pendidikan pada hakekatnya bersendikan
kebudayaan, segi-segi pertemuan kebudayaan perlu diketahui sebaik-baiknya.
Dengan mempelajari pendidikan beberapa negeri, “arus” dari berbagai kebudayaan
itu perlu dipelajari pula.
Sesudah
mengadakan analisa terhadap data yang dikumpulkkan, Julien menyusun
“Model-model” pendidikan selain negeri prancis, yang sudah diperbandingkan
dengan pendidikan negeri ini. Untuk keperluan praktis, mungkin sesudah
diperbandingkan ini, perlu diadakan modifikasi-modifikasi bila digunakan untuk
memperbaiki pendidikan negeri sendiri, maka laporan yang dibuat Julien ini,
selain berupa analisa juga disertai
tabel-tabel serta diagram-diagram (Hans,1949:2).
Griscom dari
Newyork mengadakan obserfaasi lembaga-lembaga pendidikan diinggris. Swiiss,
Itaia dan Belanda; sedangkan Victor Gaosin mengenai deskripsi langsung tentang
pendidikan di Prusia. Adapun hasil-hasil yang dicapai oleh Horace Mann agak
berbeda dengan laporan mereka yang terdahulu. Hal yang diperbandingkan oleh
tokoh ini adalah nilai-nialai pendidikan yang berhubunagn dengan organisasi
sekolah dan metode pengajaran. Sedangkan
Mattew Arnold, printis pendidikan perbandingan diingris, membuat beberapa
catatan perbedaan watak nasional dalam hubungannya dengan pendidikan (Hans,
1949:3)
Selain
tokoh-tokoh tersebut di atas, Sergius Hessen, pendidik dan filsuf Rusia,
mengadakan analisa dengan dasar filosofis. Pada tahun 1928, tokoh ini menulis “Kristische
Vergleichung des Schulwesent der Anderen Kulturstaten”, yang merupakan
bagian dari Hendbuch der Pedagogik, sebuah buku terbitan di Jerman.
Aspek yang dianalisa adalah empat macam problem politik pendidikan, yaitu:
kewajiban belajar, sekolah dan negara, sekolah dan gereja, sekolah dan ekonomi.
Hessen
menulis pula tentang “prinsip-prinsip politik pendidikan” yang terbit pada
tahun 1929 dan 1933. Dengan menggunakan metode yang sama, ia mengadakan analisa
tentang:
a)
Hubungan
negara dan keluarga
b)
Minoritas
nasional
c)
Universitas-universitas
d)
Keuangan
dan politik
e)
Pendidikan
vokasional dan pendidikan orang dewasa.
Pendidikan perbandingan juga diletakkan dasar-dasarnya oleh Isaac
Leon Kandel yang menghubungkan pendidikan yang dipelajari dengan latar belakang
historisnya. Pendekatan komparatif dalam lapangan pendidikan pada umumnya atau
problem-problem pada khususnya berarti analisa sebab musabab adanya semua itu;
latar belakang historis sampai kepada kenyataanya yang sekarang. Dengan
demikian dapat diketahui kekuatan-kekuatan spiritual dan kultural yang “tidak
nampak”. Semuanya ini, menurut Kandel, menjadi dasar suatu sistem pendidikan.
Lain daripada itu ditunjukan pada perlunya mempelajari faktor-faktor dan
kekuatan-kekuatan yang berada di luar sekolah, karena “secara tidak langsung”
turut membentuk pendidikan di sekolah itu.
Jadi
pendidikan perbandingan adalah suatu ilmu yang mempelajari dan membandingkan
pendidikan dan merupakan kelanjutan dari sejarah pendidikan, yang di dalamnya
memuat antara teoritis dan praktis, dengan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya.
C.
Sifat-sifat Pendidikan Perbandingan
Adapun sifat-sifat pendidikan perbandingan adalah sesuai dengan
ilmu-ilmu komparatif yang lain, seprti perbandingan hukum, peramasastra,
anatomi dan agama. Dan itu mempelajarai aspek-aspek dari sejarahnya
masing-masing, membandingkan strukturnya yang fundamental dan mengadakan
analisa persamaan dan perbedaannya.
Hasil-hasil yang dicapai dalam usaha perbandingan ini, khususnya
pendidikan setidak-tidaknya meningkatkan saling mengerti dalam lapangan
pendidikan bagi yang mempelajari. Hal ini dapat diabdikan lebih lanjut bagi
pendidikan internasioanl.
Pendidikan perbandingan memiliki ciri-ciri
1.
Ilmiah
artinya: karena mempunyai kelengakapan sebagaimana ilmu pengetahuan pada
umumnya, yang mempunyai objek yang menjadi sasaran penelitian, sudut pandangan
atau skopa, dan metode-metode penelitian.
2.
Kultural
artinya: karena termasuk dalam ilmu pendidikan dan cabang disiplin ini termasuk
dalam golongan ilmu-ilmu kebudayaan.
3.
Humanistis
artinya: karena fokus utama daripadanya berdasar dari interaksi dengan
lingkungan serta pengalaman-pengalamannya.
4.
Komprehensif/luas
D.
Ruang Lingkup Pendidikan Perbandingan
Menurut para ahli bahwa ruang lingkup pendidikan perbandingan adalah
pertama, menurut William W. Brickman, pendidikan perbandingan itu
meliputi:
1.
Deskripsi
mengenai sistem pendidikan (termasuk statistik) negeri lain, dan penerangan
mengenai persoalan-persoalan pendidikan.
2.
Analisa
mengenai latar belakang dan problem-problem pendidikan dan berbagai pendangan
mengenai problem-problem pendidikan dan berbagai pandangan mengenai problem
yanng kontrofersial.
3.
Perbandingan
mengenai kesamaan dan perbedaan dari a dan b.
4.
Perbandingan
dan penilaian sebab-sebab utama sebelum dan sesudah diadakan pemecahan problem
baik yang biasa (a) maupun yang kontrofersial (b) (Brickmen,1954: 2)
Kedua, Nicolas Hans berpendapat bahwa watak nasinal itu adalah kesudahan
atau hasil-hasil yang berasal dari “bermacam-macam ras, berbagai bentuk adaptasi
linguistik, gerakan-gerakan agama, situasi-sitiasi umum dari sejarah dan
geografi suatu negara atau bangsa”. ( Hans, 1949 : 3).
Ketiga, Kandel mengatakan bahwa : analisa Deskriptif mengenai
sistem-sistem pendidikan akan mempunyai
arti bila penulisannya lengkap. Artinya, disertai kekuatan-kekuatan yang tidak
nampak yang memberi arti dan menjiwai pendidikan. Jadi tidaklah cukup denagn
anatomi pendidikan saja, yang oleh Kandel disebut diantaranya :
a.
Mekanisme
dan teknik pendidikan
b.
Administrasi
c.
Kurikulum
d.
Oganisasi
sekolah
e.
Jadwal
sekolah
f.
Metode
pengajaran (Kandel 1955:5)
Deskripsi
mengenai anatomi pendidikan itu, meskipun akan menarik, belum tentu memberikan
pendekatan sumbangan yang luas tentang adanya problem-problem pendidikianyang
pemecahannya sering sangat diharapkan pada waktu itu,hal-hal yang tidak nampak
yang disebut itu, dapat dianalogikan dengan watak nasional yang dikemukakan.
Sedangkan usaha untuk memperhatikan problem-problem pendidikan, dimasukan
kedalam skopa perbandingan pendidikan.
Dan satu hal yang sangat penting dalam sistem tersebut adalah
politik pendidikan yang dijadikan arah dan landasan pelaksanaan sistem itu.
Politik kependidikan yang kurang tegas memberikan arah terhadap jalannya proses
kependidikan yang terjadi dalam sistem itgu, akan mengakibatkan berubah-ubahnya
sistem itu sendiri. Juga dapat mengakibatkan strategi kependidikan mengalami
ketidak mantapan. Ketidak mantapan strategi demikian dapat menimbulkan kerugian
tidak saja materiil dan finansial dilakukan akan tetapi juga mental psikologi
anak didik, karena sering dilakukan perubahan-perubahan dibidang kurikulum dan
metode.
Satu faktor yang sangat penting untuk dicatat adalah bahwa
semua bangsa manapun didunia modern saat ini selalu mendambakan pendidikan
sebagai sarana pembudayaan mereka yang harus berwatak lentur (fleksibel) terhadap perkembangan kemajuan zamannya.
E.
Persyaratan pelaku studi perbandingan Pendidikan
Permasalahan dalam pendidikan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di
negara berbeda, merupakan sasaran studi yang utama. Untuk mengenal dan
mengetahui permasalahan tersebut, para pelaku studi dalam perbasndingan
pendidikan perlu menguasai pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal sebagai
berikut :
a.
Mengetahui
tentang sistem kependidikan dan pengajaran dari negara yang dipelajari.
Problema-problema dalam sistem itu juga harus diketahui.
b.
Mengetahui
tentang pemikkiran(konsep) dan teori kependidikan yang diamalkan serta
diterapkan dalam masyarakat dinegara yang dipelajari.akan tetapi ia tidak perlu
terlalu menitik beratkan pada masalah konsep dan teori tersebut, melainkan
hanya dipergunakan sebagai pembantu dalam penganalisaannya saja.
c.
Mengetahi
tentang sejarah pendidikan dari negara yang distudi, namun tidak terlalu
terpaku pada soal ini, melainkan menjadikan sejarah pendidikan itu sekedar
untuk mendapatkan penjelasan mengenai problema-problema kependidikan yang
distudi. Problema-problema tersebut dijadikan bahan perbandingan.
d.
Memiliki
pengetahuan yang cukup banyak dan menyeluruh tentang segala hal yang ada hubun
ganya dengan kehidupan masyarakat yang dstudi. Soal-soal politik, ekonomi,
sosial, agama, adat istiadat, kebudayaan danlain-lainnya yang dapat menjelaskan
sistem kependidikan dan pengajaran yang ada.
e.
Mempunyai
kemampuan menghubungkan antara sebab dan akibat serta faktor-faktor kebudayaan
yang ada dibalik problema-problema yang nampak dalam sistem kependidikan dan
pengajaran yang ada.[12]
Semua pengetahuan yang tersebut diatas bukan menjadi tujuan pokok
studi perbandingan pendidikan, melainkan hanya sekedar penunjang yang dapat memperlancar studi yang mendalam dan
komprehensif (mencakup) sebagai suatu ilmu.
F.
Ruang lingkup Studi Ilmu Perbandingan Pendidikan
Mengingat
studi perbandingan pendidikan mempunyai sasaran yang tidak hanya terbatas pada
permasalahan kependidikan disuatu atau di beberapa negara dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda beda, maka untuk lebih memantapkan studi tersebut, para
ahli telah memberikan pendapatnya tentang ruang lingkupnya, sebagai berikut :
a. J.P Sarumpaet MA. Lektor pada Universitas Melbourne, meninjau
beberapa bagian terpenting dari sistem pendidikan masing-masing negara. Pertama
ditinjau sejarah pendidikannya secara singkat untuk mengetahui sistem apa yang berlaku
saat ini. Kemudian ditinjau administrasi dan organisasinya, misalnya di prancis
menganut sistem sentralisasi dalam penyelenggaraan pendidikan, sedangkan di
Inggris memberikan kekuasaan kepada
daerah untuk mengurus pendidikannya. Amerika Serikat lebih besar lagi
memberikan kebebasan mangatur pendidikan
kepada negara-negara bagiannya. Jadi baik Prancis maupu Amerika Serikat
menganut sistem desentralisasi dalam pendidikan.
b. William W. Brickman berpendapat bahwa perbandingan pendidikan itu
mempelajari dan menganalisa serta memperbandingkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Mempelajari
sistem pendidikan denegara lain dan penjelasan mengenai permasalahan
pendidikan.
2.
Menganalisa
mengenai latar belakang yang mempengaruhinya serta problemaproblemanya dan berbagai
pandangan tentang pronlrma yang kontroversal.
3.
Membandingkan
tentang persamaan dan perbedaan antara a dan b.
4.
Memperbandingkan
dan menilai sebab-sebab pokok sebelum dan sesudah dilakukan pemecahan
problema-problema yang kontroversal dan yang bersifat biasa.
c.
Menurut
pendapat DR. Nazily Sholih dan DR. Abdul Ghani Abid, studi perbandingan
pendidikan itu mempunyai ruang lingkup yang luas, karena mencakup hal-hal :
1.
Segala
pengetahuan yang berkaitan dengan sistem pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat
yang berbeda.
2.
Berbagai
teori atau pengetahuan pendidikan seperti filsafat pendidikan, kurikulum
pendidikan, managemen dan budget kependidikan, metodologi pendidikan, masalah
penyediaan guru dan pembinaannya serta peraturan-peraturannya yang berlaku.
3.
Sejarah
pendidikan dari suatu negara, karena sejarah dapat menjelaskan problematika
kependidikan untuk masa kini.
4.
Kebudayaan
suatu masyarakat atau bangsa yang merupakan latar belakang yang mempengaruhi
timbulnya sistem kependidkan yang berbeda antara satu dari yang lainnya. Dengan
mempelajari faktor kebudayaan dari masing-masing masyarakat atau bangsa, maka
para pelaku studi akan menemukan permasalahan mendasar yang menjadi latar
belakang sistem kependidikan yang ada.[13]
G. Objek atau sasaran studi perbandingan pendidikan
Dalam studi ilmiah, dikenal
adanya dua macam objek, yaitu objek formal dan objek material. Sasaran objek
formal adalah sistem, teori dan praktek pendidikan yang ada sekarang, yang
berlangsung pada berbagai masyarakat/bangsa, dengan menggunakan pendekatan
perbandingan. Sedangkan Objekmaterial studi perbandingan pendidikan, adalah
masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan yang mencakup
permasalahan yang sangat luas, masalah hidup dan tingkah laku kehidupan
manusia. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bagaimana orang
tua/geneasi tua mempersiapkan anak /generasi mudanya, agar nantinya mampu
melaksanakan tugas-tugas hidup dan mengembangkan kehidupannya di masa yang akan
datang atau dengan singkat proses pendewasaan anak.
Diantara objek tersebut ialah:
1. Perbuatan mendidik itu sendiri
2. Anak didik
3. Dasar dan tujuan pendidikan
4. Pendidik
5. Materi pendidikan
6. Metode pendidikan
7. Alat-alat pendidikan
8. Lingkungan sekitar[14]
BAB III
PENUTUP
Perbandingan pendidikan tidak hanya membandingkan
Sistem Pendidikan dan pengajaran, Pemikiran Pendidikan, Teori-teori pendidikan
saja tetapi Perbandingan pendidikan merupakan perbandingan lebih mendalam lagi
yaitu mencari tentang latar belakang yang menimbulkan problematika pendidikan
dan sebab-sebab yang menimbulkan perbedaan dan persamaan teori dan praktik
sistem pendidikan di beberapa Negara.
Ruang lingkup perbandingan pendidikan ialah meliputi
sistem pendidikan, latar belakang yang mempengaruhinya, teori atau pengetahuan
pendidikan, sejarah dan kebudayaannya.Ciri-ciri perbandingan pendidikan itu
meliputi isi, metode dan perbandingan. Mengenai isi dalam perbandingan
pendidikan yaitu harus memperhatikan sistem-sistem pendidikan, analisis tentang
hub sekolah dengan masyarakat, dan pendidikan tentang modernisasi, yaitu
peranan pendidikan dengan perkembangan ekonomi dan masyarakatnya.Selanjutnya
mengenai metode dalam pendidikan perbandingan, ciri-ciri metode yang digunakan
ialah bersifat historis, komperatif, filosofis, deskriptif, dan eksperimental.
Sedangkan mengenai pendekatan digolongkan menjadi dua, yaitu
makro dan mikro.
Penguasaan dari sejumlah pengetahuan dan keterampilan
adalah tuntutan yang harus dipenuhi oleh tenaga kependidikan dewasa ini. Maka
pengembangan terhadap pengayaan aspek-aspek pndidikan harus dikembangkan, bukan
hanya aspek yang ada di dalam negeri akan tetapi aspek dari luar negeri
sekalipun harus diketahui untuk memperluas cakrawala kaum pendidik khususnya.
Dan dengan adanya unsur-unsur pendidikan luar jangan
sampai ditolak mentah – mentah , akan tetapi dibandingkan , Karena pada
dasarnya unsur-unsur tersebut dapat menunjang usaha Peningkatan
Pendidikan Nasional di Negara kita.
Maka untuk mengkondisikan hal-hal tersebut
di atas, perlu secepatnya mendisiplinkan ilmu, agar objek atau sasaran
yang dituju menjadi jelas dan tepat. Adapun yang perlu digaris
bawahi yaitu , jika membandingkan objek, konsep, teori dan praktek yang
disampaikan diterapkan, karena banyak aspek atau faktor – faktor yang menjadi
pengembangan, seperti: Aspek guru, ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H. M., Ilmu Perbandingan
Pendidikan, Jakarta; PT. Golden Terayon Press, 1994
Agustiar
Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,
Jakarta: Lubuk Agung,
2001
Binti
Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta; Teras, 2011
Imam
Barnadib,Pendidikan Perbandingan Buku 1,Yogyakarta,andi offset,1991
Ali
al-Jumbulati n Abdul Futuh at-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam,
Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2002
Sudiyono,
Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
[1]
Imam Barnadib,Pendidikan Perbandingan Buku 1,Yogyakarta,andi
offset,1991,hal.3
[2]
Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, Yogyakarta; Teras, 2011,
hlm. 1
[3]
Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta; PT. Golden Terayon Press,
1994, hlm. 1
[4]
Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta; PT. Golden Terayon Press,
1994, hlm. 2
[5]
Ibid, hlm. 2
[6]
Agustiar Syah Nur, Perbandingan
Sistem Pendidikan 15 Negara, Jakarta: Lubuk Agung, 2001,
hlm. 37
[7]
Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta; PT. Golden Terayon Press,
1994, hlm. 4
[8]
Binti Maunah, Perbandingan
Pendidikan Islam, Yogyakarta; Teras, 2011, hlm. 6
[11]
Binti Maunah, Perbandingan
Pendidikan Islam, Yogyakarta; Teras, 2011, hlm. 10-12.
[12]
Arifin, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta; PT. Golden Terayon Press,
1994, hlm. 6
[13]
Opcid, hlm. 8-10
[14]Sudiyono, Ilmu pendidikan Islam,
Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal. 10-12
Perbandingan Pendidikan: Pengertian, Ruang Lingkup dan Objek Perbandingan Pendidikan
Reviewed by Unknown
on
9:42 PM
Rating:
No comments: