ads

Metodologi Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Tujuan Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

  A.     Latar Belakang Masalah
Metodologi penelitian merupakan mata kuliah yang menunjang dalam pembuatan karya ilmiah. Melihat hasil karya ilmiah yang hasilnya masih belum maksimal, perlu adanya suatu penelitian. Dalam membuat proposal penelitian membutuhkan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti, sehingga perlu untuk mengetahui masalah yang akan diteliti terlebih dahulu. Apabila masalah itu telah ada, kemudian dapat diidentifikasi, dibatasi, dan dirumuskan sehingga masalahnya dapat ditemukan suatu solusi yang baik.
Dalam merumuskan masalah perlu mengetahui masalah yang telah dibatasi dari beberapa identifikasi suatu masalah yang sudah diteliti sebelumnya, dari masalah itu maka kita akan menemukan solusi dan mudah dalam menyelesaikan rumusan masalah.
Dalam makalah ini dijelaskan mengenai pengertian penelitian, jenis-jenis penelitian, dan tujuan penelitian. Apabila dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka kami membutuhkan kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi makalah yang baik dan berguna sebagaimana mestinya.

  B.     Rumusan Masalah
     1.      Apa yang dimaksud dengan penelitian
     2.      Apa yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif
     3.      Apa tujuan penelitian

  C.    Tujuan Penulisan
     1.      Untuk mengetahui apa metode penelitian
     2.      Untuk mengetahui tujuan metode penelitian



BAB II
PEMBAHASAN

  A.    Pengertian/definisi penelitian pendidikan
Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai proses pendidikan. Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik  perhatian pendidikan. Tujuannya ialah menemukan prinsip-prinsip umum, atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengandalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan.[1]

  B.     Jenis-jenis Penelitian
     1.      Jenis penelitian berdasarkan pendekatan
Beradasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua macam penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantutatif. Keduanya memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian yang berbeda.
      a.      Asumsi tentang realita
Penelitian kuantitatif didasarkan atas konsep positivisme yang bertolak dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil, lepas dari kepercayaan dan perasaan-perasaan individual. Realita terdiri atas begian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakan instrumen. Penelitian kualitatif didasari oleh konsep konstruktivisme, yang memilki pandangan bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah. Realita bersifat terbuka, kontekstual, secara sosial meliputi persepsi dan pandangan-pandangan individu dan kolektif, diteliti dengan menggunakan manusia sebagai instrumen.
      b.      Tujuan penelitian
Penelitian kuantitatif bertujuan mencari hubngan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur. Penelitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari perspektif partisipan. Ini diperoleh melalui pangamatan partisipatif dalam kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.
      c.       Metode dan proses penelitian
Penelitisn kuantitatif memiliki serangkaian langkah-langkah atau prosedur baku yang menjadi pasangan para peneliti. Penelitian kualitatif menggunakan strategi dan prosedur penelitian yang sangat fleksibel. Penelitian kualitatif menggunakan rancangan penelitian terbuka (emergent design) yang disempurnakan selama pengumpulan data. Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian tertutup, sudah tersusun sempurna sebelum pengumpulan data dilakukan.
      d.      Kajian khas
Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian eksperimental atau korelasional sebagai kajian khasnya (protypical studies) untuk mengurangi kekeliruan, bias, variabel-variabel ekstraneus. Penelitian kualitatif menggunakan kajian etnografis untuk memahami keragaman perspektif dalam situasi yang diteliti, sebagai ciri khasnya. Dalam penelitian kuantitatif bias dan subjektivitas sangat dihindari, sedang dalam penelitian kualitatif hal-hal subjektif termasuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis data.
      e.       Peranan peneliti
Dalam penelitian kuantitatif peneliti terlepas dari objek yang diteliti, dicegah jangan sampai ada hubungan atau pengaruh dari peneliti. Dalam penelitian kualitatif peneliti lebur (immersed) dengan situasi yang diteliti. Peneliti adalah pengumpul data, orang yang ahli dan memilki kesiapan penuh untuk memahami situasi, ia peneliti sekaligus sebagai instrumen. Penelitian kualitatif disebut juga “penelitian subjektif” (disciplined subjectivity) atau “penelitian reflektif” (reflexivity), peneliti melakukan penguji sendiri secara kritis (critical self examination) selama proses penelitian. 
      f.       Pentingnya konteks dalam penelitian
Penelitian kuantitatif diarahkan pada menemukan generalisasi universal yang bebas dari konteks situasi. Penelitian kualitatif sebaliknya meyakini pengaruh situasi terhadap hal yang diamati. Seorang peneliti tidak akan dapat memahami kerangka kehidupan dari situasi dimana orang-orang itu berada.
  2.      Jenis-jenis penelitian berdasarkan fungsinya
      a.      Penelitian Dasar
Penelitian dasar (Basic Research) disebut juga penelitian murni (Pure Research) atau penelitian pokok (Fundamental Research), diarahkan pada pengujian teori, dengan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya untuk kepentingan praktik. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Para ilmuwan berperan mengembangkan pengetahuan dan tidak perlu selalu memiliki implikasi praktis. Tujuan penelitian dasar adalah - menambah pengetahuab kita dengan prinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah, - meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah.[2]
      b.      Penelitian Terapan
Penelitian terapan (Applied Research) berkenaan dengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian dasar berfungsi menghasilkan pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang tertentu.
      c.       Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (Evaluation Research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian evaluatif berbeda dengan evaluasi formal. Evaluasi formal bisa dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam bidangnya, tidak membutuhkan latihan-latihan khusus. Untuk dapat melakukan penelitian evaluatif membutuhkan latihan khusus dalam beberapa disiplin ilmu, metodologi dan keterampilan yang berhubugan dan komunikasi secara interpersonal. Penelitian evaluatif yang bersifat komprehensif membutuhkan data kuantitatif dan kualitatif dari beberapa studi terkait yang dilaksanakan dalam berbagai tahapan kegiatan.
Mc Millan dan Schumacher (2001) membedakan penelitian dasar, terapan, dan evaluatif berdasarkan bidang penelitian, tujuan, tingkat generalisasi dan penggunaan hasilnya. Penggunaan tersebut digambarkan dalam tabel berikut :


Penelitian Dasar


Penelitiaan Terapan

Penelitian Evaluatif
Bidang Penelitian




Tujuan









Tingkat Generalisasi





Penggunaan Hasil
Penelitian bidang fisik, perilaku dan sosial



Menguji teori, dalil, prinsip dasar.
Menentukan hubungan empiris antar fenomena dan mengadakan generalisasi analitis.


Abstrak, umum






Menambah pengatahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu


Meningkatkan metodologi dan cara-cara pencarian
Bidang aplikasi: kedokteran, rekayasa, pendidikan


Menguji kegunaan teori dalam bidang tertentu.
Menentukan hubungan empiris dan generalisasi analitis dalam bidang tertentu

Umum tetapi dalam bidang tertentu





Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian dalam bidang tertentu.


Meningkatkan penelitian dan metodologi dalam bidang tertentu
Pelaksanaan berbagai kegiatan, program pada berbagai tempat dan lembaga

Mengukur manfaat, sumbangan dan kelayakan program atau kegiatan tertentu




Konkrit, spesifik dalam aspek tertentu. Diterapkan dalam praktik aspek tertentu


Menambah pengetahuan yang didasarkan penelitian tentang praktik tertentu


Meningkatkan penelitian dan metodologi tentang praktik tertentu

Membantu dalam penentuan keputusan dalam bidang tertentu



  3.      Jenis-jenis Penelitian Berdasarkan Tujuannya
      a.      Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (Descriptive Research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya.
      b.      Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (Predicvtive Research) studi ini ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional (correlational studies) dan kecenderungan (trend studies). Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi antara dua atau lebih dari dua variabel juga dapat dihitung regresinya. Melalui perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multipel dapat diprediksi dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variabel terhadap variabel lainnya.
Penelitian deskriptif juga dapat dilakukan melalui studi kecenderungan. Dengan melihat perkembangan selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau saat yang lalu dapat dilihat kecenderungannya pada masa yang akan datang. Prediksi tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa dihitung berdasarkan perkembangan penduduk selama lima sampai sepuluh tahun yang lalu.
      c.       Penelitian Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki, menigkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program.

      d.      Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Variabel dalam pendidikan dapat berupa guru mengajar, membimbing, mengevaluasi, murid belajar, mengerjakan tugas, dll.

  C.    Tujuan umum penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah pendidikan. Kemudian meningkatnya daya nalar untuk mencari jawaban permasalahan itu melalui penelitian.
Selain itu juga seebagai alat belajar untuk mengintegrasikan bidang-bidabg studi yabg diperoleh selama perkuliahan yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk membentuk kemampuan dan keterampilan menggunakan rancangan-rancangan statistik penelitian yang berpedoman dengan pemecahan masalah yang sedang diteliti. Sehingga terampil menyusun proposal penelitian, lebih-lebih yang berkaitan dengan pembangunan dan peningkatan mutu pendidikan.

  D.    Tahapan Penelitian Kuantitatif dan Kualiatif
Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logika hipotetiko verivikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berpikir dedukatif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian dilapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris.
Berbeda dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif perhatian lebih banyak ditujukan pada pembentuksn teori substantif berdasarkan dari konsep-konsep yang timbul dari data empiris. Dalam penelitian kualitatif, penelitian merasa “tidak tahu mengenal apa yang tidak diketahuinya”, sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatannya.
Penelitian kualitatif, dengan diperolehnya data (berupa kata atau tindakan), sering digunakan untuk menghsilkan teori yang timbul dari hipotesis-hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif. Atas dasar itu penelitian kualitatif bersifat “generating theory” bukan “hypothesis testing”, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substantif. Karena itu, analisis isi pada penelitian kualitatif lebih penting daripada simbol atau atribut seperti pada penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, sistematik, dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi, sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt.
a.       Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Untuk memperoleh gambaran tentang penelitian kualitatif, ada beberapa ciri pokok penelitian ini. Biklen; Lincoln dan Guba dalam Moleong; Nana Sudjana dan Ibrahim; H.B. Sutopo mengemukakan ciri-ciri penelitian kualitatif sebagai berikut :
1.      Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.
2.      Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpul data.
3.      Analisis data dilakukan secara induktif.
4.      Penelitian bersifat deskriptif analitik.
5.      Tekanan penelitian berada pada proses.
6.      Pembatasan penelitian berdasarkan fokus.
7.      Perencanaan bersifat lentur dan terbuka.
8.      Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama.
9.      Pembentukan teori berasal dari dasar.
10.  Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
11.  Teknik sampling cenderung bersifat purposive.
12.  Penelitian bersifat menyeluruh (holistik)
13.  Makna sebagai perhatian utama penelitian.
  
b.      Perbedaan penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Menurut Fraenkel dan Wallen 1993
Penelitian kuantitatif
Penelitian kualitatif
1.         Menekankan hipotesis jadi yang dirumuskan sebelumnya.
2.         Menekankan definisi operasional yang dirumuskan sebelumnya.
3.         Data diubah menjadi skor numerik.
4.         Menekankan pengukuran dan penyempurnaan keajegan skor yang diperoleh dari instrumen.
5.         Pengukuran validitas melalui rangkaian perhitungan statistik.
6.         Menekankan teknik acak untuk mendapatkan sampel representatif.
7.         Menekankan prosedur penelitian yang baku.
8.         Menekankan desain untuk pengontrolan variabel ekstranus.
9.         Menekankan desain pengontrolan khusus untuk menjaga bias dalam prosedur penelitian.
10.     Menekankan rangkuman statistik dalam hasil penelitian
11.     Menekankan penguraian fenomena kompleks mwnjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
12.     Menekankan manipulasi aspek, situasi, kondisi dalam mengkaji fenomena yang kompleks.
1.           Menekankan hipotesis yang berkembang dalam pelaksanaan penelitian.
2.           Menekankan definisi dalam konteks.
3.           Menekankan deskriptif naratif.
4.           Menekankan pada asumsi bahwa keajegan inferensi cukup kuat
5.           Penguuran validitas melalui cek silang dari sumber informasi.
6.           Menekankan informan ekspert untuk mendapatkan sampel purposif.
7.           Menekankan prosedur penelitian deskriptif naratif.
8.           Menekankan analisis logis dalaam pengontrolan variabel ekstranus.
9.           Menekankan kejujuran peneliti dalam pengontrolan prosedur bias.
10.       Menekankan rangkuman naratif dalam hasil penelitian.
11.       Menekankan deskripsi holistik dari fenomena-fenomena yang kompleks.
12.       Menekankan sifat alamiah dari fenomena-fenomena yang terjadi.



BAB III
KESIMPULAN

Penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Tujuannya yaitu untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yang signifikan, melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah. Penelitian pendidikan adalah cara yang digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai proses pendidikan. Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik  perhatian pendidikan. Tujuannya ialah menemukan prinsip-prinsip umum, atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan, meramalkan, dan mengandalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan pendidikan.
Penelitian kuantitatif lebih banyak menggunakan logika hipotetiko verivikatif. Pendekatan tersebut dimulai dengan berpikir dedukatif untuk menurunkan hipotesis, kemudian melakukan pengujian dilapangan. Kesimpulan atau hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris. Dengan demikian penelitian kuantitatif lebih menekankan pada indeks-indeks dan pengukuran empiris.


  
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya Bandung
Drs. S. Margono, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta




[1] Drs. S. Margono, 2010, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, h 18
[2] Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya Bandung, h 15
Metodologi Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Tujuan Penelitian Metodologi Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Tujuan Penelitian Reviewed by Unknown on 9:30 PM Rating: 5

2 comments:

ads
Powered by Blogger.