REFLEKSI REZA ASLAN
"Pendapat yang mengatakan bahwa pendidikan akan dengan sendirinya menghilangkan bigotry, secara faktual tidak benar"
#Reza_Aslan
Istilah "bigotry" adalah suatu cara berfikir, bersikap, dan berperilaku intoleran, sempit dan membenci kepercayaan/keyakinan atau pihak yang memiliki kepercayaan/keyakinan berbeda. Orang yang memiliki sikap demikian disebut "bigot." Dari sikap bigotry inilah muncul pikiran dan sikap "phobia" (ketakutan berlebihan) terhadap pikiran/keyakinan liyan, termasuk tetapi tak terbatas, terhadap orang/budaya asing (xenophobia), terhadap agama /ummat Islam (Islamophobia), terhadap agama/ ummat Kristiani (Christophobia), dan keyakinan/ummat-ummat lain.
Bigotry bisa menjadi bagian dari sebuah ideologi politik yang mewujud pada ekspressi-ekspressi eksklusifisme, fanatisisme, diskrimasi, kebencian, terhadap liyan. Karenanya bigotry sangat berbahaya bagi kehidupan dan peradaban manusia, namun ia juga selalu muncul dalam berbagai fenomena hubungan sosial sepanjang sejarah bangsa-bangsa dan peradaban manusia. Dan bigotry merupakan salah satu dari elemen-elemen paling utama yang menjadi penyebab kehancuran peradaban serta kemanusiaan. Sebab intoleransi, kebencian, dan ketakutan berlebihan terhadap liyan tidak mungkin menciptakan harmoni dan solidaritas dalam kehidupan manusia.
Bigotry bisa dan harus dicegah untuk tumbuh dan berkembang melalui pendidikan yang mencerahkan. Pendidikan yang mencerahkan berarti memupuk daya berfikir dan berbudi, bukan sekedar pendidikan yang berorientasi pada akumulasi pengetahuan belaka. Itu sebabnya mereka yang berpenfifikan formal yang tinggi belum tentu tidak menjadi para bigot. Fakta yang kita saksikan adalah justru kekuatan dan gerakan yang bernuansa bigottry di seluruh dunia disponsori dan, dipimpin, dan didukung oleh orang-orang berpendidikan tinggi. Pendidikan yang bisa membendung para bigot dan sikap bigotry hanyalah pendidikan yang memberikan pencerahan akal budi.
REFLEKSI REZA ASLAN
Reviewed by Unknown
on
11:01 PM
Rating:
No comments: