PERANAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SEBAGAI ALAT PEMELIHARAAN CANDI BOROBUDUR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Kegiatan Observasi
Pendidikan
merupakan suatu program untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan didapat
tidak hanya di sekolah tetapi diluar sekolah pun kita dapat memperoleh
pendidikan, contohnya sewaktu saya bersama teman-teman sekolah study tour
ke Yogyakarta dan sekitarnya.Dari tour tersebut kami mengunjungi
beberapa obyek wisata diantaranya Candi Borobudur.
Alam memang selalu menyajikan keindahan dirinya untuk
kita pandang.Dunia ini memang unik, dia selalu menyajikan panorama untuk
kebutuhan manusia, hanya saja manusia masih kurang menjaga
keindahannya.Sehingga tidak sedikit alam yang menjadi korban ketamakan dan
keserakahan mereka.Borobudur yang terletak di Jawa Tengah tepatnya di kabupaten
Magelang, bisa saja pupus keindahannya kalau kita mengabaikannya. Kalau bukan kita, siapa lagi yang
akan merawat dan menjaga borobudur yang menjadi peninggalan bangsa Indonesia
tersebut. Sehingga, kesadaran inilah yang menjadikan penulis mengangkat topik
tentang “Peranan
Penggunaaan Bahan Kimia Sebagai Alat Pemeliharaan Candi Borobudur”.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Observasi
Penulisan yang penulis lakukan beberapa tujuan, yakni
sebagaiberikut:
1.
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Akhir
pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Metro.
2.
Untuk mengetahui manfaat Zat kimia sebagai alat pemeliharaan Candi Borobudur.
3.
Untuk mengetahui proses pemeliharaan candi borobudur.
1.3 Sistematika
Pembahasan
Dalam penulisan paper ini maka
penulis akan memberikan sistematika pembahasan sebagai ruang lingkupnya sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar belakang kegiatan observasi
I.2 Tujuan dan
kegunaan observasi
I.3 Sistematika
pembahasan
BAB II
LAPORAN HASIL PENELITIAN
II.1 Landasan
Kegiatan Observasi
II.2 Waktu dan
Tempat Informasi
II.3 Metode
Pengumpulan Informasi dan Data
II.4 Hasil
Observasi
II.4.1 Keadaan
Obyek
II.4.2 Manfaat
Obyek
II.5 Pembahasan
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran-saran
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LAPORAN HASIL
OBSERVASI
II.1 Landasan Kegiatan Observasi
Kegiatan
penelitian berlandaskan atas surat keputusan kepala sekolah perihal observasi Candi
Borobudur dan penulis memberikan judul yakni “Peranan Penggunaaan Bahan Kimia Sebagai Alat Pemeliharaan Candi Borobudur”.
II.2 Waktu dan
Tempat Penelitian
Hari/tanggal : Minggu/
Waktu : Pukul 16.00 s/d
selesai
Tempat : Candi Borobudur Yogyakarta
II.3 Metode
Pengumpulan Informasi dan Data
Penelitian yang yang penulis lakukan
menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1.
Observasi
Yaitu penulis melakukan kunjungan
dan melihat secara langsung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Raden
Intan II, yang beralamatkan di jalan Alamsyah Ratu Perwira Negara, Km 28
Branti, Kabupaen Natar.
2.
Study
Pustaka
Yaitu penulis mengumpulkan data dari
berbagai sumber tertulis seperti buku-buku penunjang dan sumber-sumber dari
internet.
II.4 Hasil Observasi
A.
Candi Borobudur
Candi
Borobudur merupakan contoh salah satu warisan budaya baik dalam pengelolaan pelestariannya maupun
pemanfaatannya sebagai objek wisata.Itulah yang menyebabkan konflik antara
masyarakat sekitarnya dengan pengelola Candi Borobudur tak pernah usai.
Menurut
ahli arkeologi publik Bambang Sulistyanto dari Pusat Penelitian dan
Pengembangan Arkeologi Nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata,
pengelolaan Candi Borobudur masih menerapkan pandangan konservatif yang
menerapkan warisan budaya sebagai sesuatu yang ekslusif dan hanya pemerintah
yang berhak mengelola.
Sementara
saat ini dalam arkeologi global, lanjutnya, telah berkembang luas paradigma
baru bahwa pengelolaan warisan budaya harus menged pankan peran serta
masyarakat.
Dalam
pandangan saya sebagai arkeologi publik pun, warisan budaya memiliki kedudukan
yang sama dengan sumber daya lain yang ada di masyarakat.
Karena
itu, warisan budaya tidak lagi ditempatkan sebagai sesuatu yang ekslusif, dan
bukan pula milik arkeolog maupun antropolog," jelas Bambang, di sela-sela
Lokakarya Menggali Potensi Geologi dan Arkeologi Purbalingga untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat, di Kabupaten Purbalingga, Selasa (11/8).
Oleh
karena itu, dia mengatakan, sudah saatnya bagi pemerintah untuk segera mengubah
pandangannya terkait pelestarian warisan budaya yang selama ini kurang
memberdayakan masyarakat setempat.Hal itu pula yang sebaiknya segera
dilaksanakan untuk menyelesaikan konflik masyarakat dengan pengelola Candi
Borobudur.
"Candi
Borobudur harus segera direhabilitasi.Sebab saat pertama kali candi itu dikonservasi,
peran serta masyarakat setempat menjaga kelestarian Candi Borobudur sudah
berjalan baik," katanya.
Peneliti
utama Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Prof Harry Truman
Simanjuntak pun mengatakan, pemerintah bukan lah segalanya dalam menjaga
kelestarian warisan budaya.Sebaliknya, kunci kelestarian warisan budaya berada
di masyarakat pendukungnya itu sendiri.
Untuk
itu pemerintah tidak perlu memberikan penyeluhan terus menerus, melainkan cukup
memberikan contoh nyata yakni membuka peluang bagi masyarakat untuk ikut serta
melestarikan warisan budaya yang ada di daerahnya."Masyarakat pasti
mengerti kalau diberi pemahaman.Dalam hal ini tentu tetap ada ekses-ekses lain,
tapi setidaknya dapat dieliminir dengan pemberian pemahaman yang baik,"
jelas Truman.
Begitu
juga konservasi Situs Trowulan, dikatakan Bambang, masih sarat dengan pengaruh
birokrasi.Hal itu menyebabkan timbulnya kekeliruan dalam penggunaan terminologi
rehabilitasi dalam upaya pemerintah setempat mengonservasi situs itu.
"Tak
mungkin Trowulan direhabilitasi, karena situs itu memang sudah rusak.Kalau
pemerintah setempat berusaha merehabilitasinya, itu akan mengubah konteks
Trowulan yang memang rusak sejak awal," jelasnya.
B.
Zat Kimia
Zat
kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu . Sebagai contoh, suatu
cuplikan air memiliki sifat yang sama dan rasio hidrogenterhadap oksigenyang sama baik jika cuplikan tersebut diambil dari sungai maupun dibuat di laboratorium. Suatu zat murni tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain
dengan proses mekanis apapun.
Zat
kimia yang umum ditemukan sehari-hari antara lain adalah air, garam(natrium klorida), dan gula (sukrosa). Secara umum, zat terdapat dalam bentuk padat, cair, atau gas, dan dapat mengalami perubahan fase zat sesuai dengan perubahan temperatur atau tekanan.
Konsep mengenai zat kimia terbentuk
jelas pada akhir abad ke-18dengan karya kimiawan Joseph
Proustmengenai
komposisi beberapa senyawa kimia murni.Ia menyatakan "Semua cuplikan suatu
senyawa memiliki komposisi yang sama; yaitu bahwa semua cuplikan memiliki
proporsi yang sama, berdasarkan massa, dari unsur yang terdapat dalam senyawa
tersebut". Ini dikenal sebagai hukum
komposisi tetap,
dan merupakan salah satu dasar dari kimia modern.
C.
Pemeliharaan
Menurut
Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, (Maintenance Enginering Handbook,
Sixth Edition, McGraw-Hill, 2002) pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki
kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga
dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat
diterima oleh penggunannya. Adapun tujuan dari dilakukannya pemeliharaan antara
lain adalah sebagai berikut :
1.
Menjamin tersedianya peralatan atau mesin dalam kondisi yang
mampumemberikan keuntungan.
2.
Menjamin kesiapan peralatan cadangan dalam situasi darurat,
misalnya sistem pemadam kebakaran, pembangkit listrik, dan sebagainya.
3.
Menjamin keselamatan manusia yang menggunakan peralatan.
4.
Memperpanjang masa pakai peralatan atau paling tidak menjaga
agar masa pakai peralatan tersebut tidak kurang dari masa pakai yang telah dijamin
oleh pembuatperalatan tersebut.
Suatu
organisasi perusahaan yang baik paham bahwa mereka tidak boleh melihat
aktivitas perawatan sebagai unsur pengeluaran belaka.Melainkan aktivitas
tersebut dapat memberikan dukungan yang sangat penting terutama dalam kaitannya
dengan peningkatan produktivitas. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada
hal-hal sebagaiberikut:
1. Kapasitas produksi terpenuhi secara
maksimal.
2. Kemampuan untuk memproduksi produk
dengan toleransi khusus atau level kualitas tertentu.
3. Dapat meminimalkan biaya per unit
produk.
4. Dapat mengurangi resiko kegagalan
dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan dengan kapasitas produksi,
leadtime serta kualitas produk.
5. Dapat menjaga keselamatan pegawai
dan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin muncul dengan adanya proses
produksi.
6. Dapat memastikan sekecil mungkin
resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar perusahaan.
II.4.1 Keadaan Obyek Observasi
Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan kerajaan syailendra. terletak di desa
borobudur, kecamatan borobudur, kabupaten Magelang. Kebanyakan masyarakat pada
umumnya mengira bahwa candi borobudur terdapat di daerah yogjakarta karena
memang jarak antara kabupaten magelang dan yogyakarta tidaklah terlalu jauh.
Candi borobudur merupakan candi budha terbesar sedunia oleh sebab itu candi ini
menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia dan di bawah perlindungan unesco.
Dalam kawasan candi borobudur terdapat berbagai museum yaitu: museum
Karmawibangga, museum Samudra Raksa, dan Muri. Kawasan candi sangatlah luas
terbukti dengan adanya sebuah bukit yang dinamakan buki Ndagi. Berbagai
fasilitas yang dapat memudahkan pengunjung berkeliling daerah borobudur,
misalnya kereta mini, gajah tunggang, dan andong (luar candi). Dalam museum
karmawibangga terdapat stupa dan batu-batu asli candi yang sudah tidak dapat
diterapkan pada badan candi kemudian disimpan dalam museum tersebut, selain itu
terdapat juga foto dimana terjadinya proses penemuan candi dan penggalian situs
tersebut. Juga terdapat foto beberapa candi-candi budha yang terdapat
dibeberapa negara.
Terdapat gazebo dan kolam di
tengah-tengah museum ini, digazebo tersebut ada sebuah miniatur candi borobudur
dan ada berbagai macam gamelan yang dapat dimainkan oleh pengunjung. Dalam
museum Samudra Raksa terdapat sebuah kapal besar yang dinamakan samudra raksa.
konon kapal ini dibuat sesuai
dengan gambar yang tertera pada relief candi borobudur, dalam museum ini juga
terdapat berbagai benda yang ditemukan pada laut-laut di sekitar indonesia yang
tenggelam bersama kapal-kapal. Dalam muri terdapat benda-benda yang tidak umum,
seperti halnya muri dalam museum ini terdapat kuda lumping terbesar, dan masih
banyak lagi. Candi borobudur menjadi daya tarik masyarakat dalam maupun
luar negeri, terbukti dari adanya beberapa adegan tv yang mengambil latar
belakang candi ini. Untuk saat ini perlu ditanamkan pada generasi penerus
bangsa supaya mereka sadar dan mau ikut menjaga kelestarian kekayaan budaya di
indonesia. Sehingga masyarakat indonesia masih tetap memiliki salah satu aset
yang berharga salah satunya adalah candi Borobudur.
II.4.2
Manfaat Obyek
Upaya
pelestarian bangunan Candi Borobudur dan Prambanan harus berbasis masyarakat
setempat, kata mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika di
Yogyakarta, Rabu.
Seusai
menjadi pembicara dalam seminar sehari "Ayo Bangkitkan Pariwisata
Yogyakarta 2012", iamengatakan, pelestarian candi sebagai bangunan pusaka
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat setempat.
Seminar
tersebut diselenggarakan dalam rangkaian HUT Ke-31 PT Taman Wisata Candi
Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
Pasalnya,
konsep dasar pelestarian benda pusaka baik berupa candi maupun bangunan lainnya
harus berbasis masyarakat.Artinya, masyarakat sekitar benda atau barang yang
dilestarikan itu harus memperoleh manfaat yang besar.
"Dengan
demikian, masyarakat setempat akan melakukan pelestarian terhadap bangunan heritage
tersebut. Mereka akan menjaga, mengawasi, dan seterusnya. Jika
masyarakat secara langsung sudah melakukan pelestarian itu, keberlanjutan
dari pelestarian relatif terjamin," katanya.
Ia
mengatakan, pelestarian tidak perlu menekankan kepada institusi yang
bersangkutan. Iinstitusi hanya bersifat memfasilitasi masyarakat.Semua itu yang
disebut koeksistensi yaitu antara yang dilestarikan dan yang melestarikan
mendapatkan manfaat.
"Dalam
melestarikan bangunan pusaka, kita menggunakan pariwisata sebagai alat untuk
memberikan kemanfaatan.Namun demikian, dalam menggunakan pariwisata ini harus
dirancang secara hati-hati, jangan berkelebihan.Misalnya, Candi Borobudur dan
Prambanan itu daya dukungnya terbatas," katanya.
"Karena
merasa enak memperoleh manfaat dari pariwisata, semua wisatawan berapa
pun jumlahnya yang berkunjung ke Candi Borobudur dan Prambanan diterima dan
tidak dibatasi. Nanti jika wisatawan yang datang ke candi itu banyak jumlahnya
ya pengelola harus membatasinya dengan mengatur kunjungan, misalnya dalam
periode dan jam tertentu hanya diperbolehkan sejumlah wisatawan naik ke candi
dan yang lainnya harus antre dulu," katanya.
Sementara
itu, Dirut PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Purnomo
mengatakan, pihak manajemen dalam upaya melestarikan bangunan candi terutama di
Candi Borobudur membuat aturan bahwa pengunjung harus mengenakan kain batik dan
sandal yang alasnya lunak jika ingin naik ke bangunan candi.
"Kain
batik dimaksudkan untuk menghormati bangunan tersebut dan sandal yang alasnya
lunak untuk menjaga agar batu candi tidak lekas aus kegesek sol sepatu
atau sandal yang keras,"katanya.Menurut dia, untuk mengenalkan kedua candi
tesebut, pihaknya menggencarkan promosi baik di dalam maupun di luar negeri.
Promosi di luar negeri antara lain mengikuti pameran pasar wisata di
negara-negara Eropa dan Asia Pasifik.
"Kami
melakukan promosi di kawasan Asia yaitu di antaranya Korea, Jepang,
Malaysia,Thailand, dan Singapura. Sementara promosi di Jawa dengan mendatangi
sekola2h-sekolah,"katanya.
Ia
mengatakan, pada saat pascaerupsi Gunung Merapi akhir 2010, justru wisatawan
Nusantara khususnya wisatawan siswa sekolah berbondong-bondong mengunjungi
Candi Borobudur dan Prambanan.
“Bagi kami,
kedatangan mereka sangat membanggakan sebab di saat kunjungan wisatawan, sepi
justru mereka yang datang.Mereka merupakan generasi muda yang menghargai budaya
bangsa sendiri," katanya.
II.5 Pembahasan
A.
Cara Pemeliharaan Candi Dengan Menggunakan Zat Kimia
Abu
vulkanik Gunung Merapi yang menempel di Candi Borobudur bersifat asam
korosif sehingga membahayakan kondisi batu candi tersebut. Untuk menghilangkan
kandungan asam di batu candi tersebut, pihak Balai Konservasi Peninggalan
Borobudur melakukan pemberishan abu itu dengan menyemprotkanzat kimia natrium
bikarbonat.
Berdasarkan
pantauan di Candi Borobudur, hampir semua bangunan candi dan area sekitarnya
tertutup abu vulkanik yang cukup tebal. Menurut Kepala Balai Konservasi
Peninggalan Borobudur, Marsis Sutopo, ketebalan abu vulkanik yang menempel di
Candi Borobudur cukup tebal mencapai 2,5 cm.“Abu Merapi yang menempel kali ini
merupakan yang paling tebal dibandingkan hujan abu sebelumnya. Saya juga tanya
kepada pegawai balai ini yang sudah tua-tua dan mereka bilang abu saat ini yang
paling tebal,” kata diadihadapan wartawan, Kamis, 11 Nopember 2010.
Menurut dia, abu vulkanik tersebut mempunyai sifat korosif yang sangat merusak. Sifat merusak ini terlihat dari dari contoh pagar teralis candi yang belum lama dicatnamun terkena hujan abutersebut langsung berkarat.
Menurut dia, abu vulkanik tersebut mempunyai sifat korosif yang sangat merusak. Sifat merusak ini terlihat dari dari contoh pagar teralis candi yang belum lama dicatnamun terkena hujan abutersebut langsung berkarat.
“Dengan
pertimbangaan seperti itu.Bagaimana kita menghilangkan sifat korosif yang
menempel di batu. Kalau disemprot dengan air tidak bisa, nanti justru abu itu
akan semakin masuk ke pori-pori batu. Oleh sebab itu, kita mencoba menggunakan
zat kimia penetralisir sifat asam korosit itu yakni natrium bikarbonat,”
ujarnya.
Direktur Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
Yunus Satrio Atmaja, menambahkan, permukaan batu candi memiliki lubang-lubang
kecil.Sehingga, jika hanya disemprot air saja, justru abu yang sangat lembut
itu akanmasuk.“Jika masuk, maka sifat abu yang korosif ini akan merusak batu
candi tersebut,” kata dia.
Sehingga
zat kimia natrium bikarbonat pun dibutuhkan untuk proses pembersihan sifat asam
yang menempel pada abu Merapi ini. “Natrium bikarbonat adalah sejenis soda. Ini
jika disemprotkan akan menetralisir asam korosit tersebut. Natrium bikarbonat
juga mudah diperoleh di pasaran,” kata dia.
Untuk
proses pembersihan tersebut, lanjut dia, pihaknya membawa berbagai macam
peralatan dari Jakarta sebanyak satu truk. Alat-alat itu meliputi, generator,
spray, cetok, masker dan kacamata.“Proses pembersihan ini membutuhkan waktu
cukup lama, minimal satu Minggu.Total biaya untuk membeli peralatan mencapai Rp
100 juta,” katanya.
Sementara
itu, Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Balai Konservasi Peninggalan Candi
Borobudur, Nahar Cahyandaru, menyebutkan pemakaian zat kimia natrium bikarbonat
telah melalui proses konsultasi dengan pihak dosen jurusan MIPA UGM Yogyakarta.
Menurut dosen tersebut zat kimia tersebut lazim digunakan untuk proses
konservasi loga, batu dan lainnya.“Ketersediaan bahan kimia ini cukup banyak
selain itu, juga tidak bahaya. Namun, setelah pemakaian zat kimia tersebut,
apabila status Merapi sudah diturunkan dan tidak terjadi hujan abu vulkanik
lagi, akan dilanjutkan dengan proses menyiram air sebanyak-banyaknya di semua
bagian candi. Ini dilakukan untuk menghilangkan senyawa kimia tersebut,” ujar
dia.
Selanjutnya, ia menerangkan, setelah proses penyemprotan zat natrium karbonat yang berkadar 1 persen rata di semua stupa yang berjumlah 72 buah tersebut. Proses berikut adalah menutupi bangunan candi tersebut dengan terpal plastik.
Selanjutnya, ia menerangkan, setelah proses penyemprotan zat natrium karbonat yang berkadar 1 persen rata di semua stupa yang berjumlah 72 buah tersebut. Proses berikut adalah menutupi bangunan candi tersebut dengan terpal plastik.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Borobudur telah menjadi obyek wisata yang
menarik banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara.Selain itu, Candi
Borobudur telah menjadi tempat suci bagi penganut Buddha di Indonesia dan
menjadi pusat perayaan tahunan paling penting penganut Buddha yaitu
Waisak.Banyak wisatawan baik mancanegara ataupun lokal yang penasaran dengan
keajaiban candu Borobudur. Candi
Borobudur kaya akan pemandangan dan kebudayaan yang harus dilestarikan. Dimana
perjalanan wisata yang telah saya lakukan membawa hasil atau manfaat yang
sangat besar dan berharga bagi kehidupan saya.Walaupun dalam perjalanan
tersebut terdapat beberapa kekurangan, tetapi hal itu dapat ditutupi oleh rasa
kebersamaan dan kenangan indah yang telah saya lalui bersama teman-teman dan
guru.
III.2 Saran-Saran
a.
Perlu dijaga keutuhan, kelestarian dan keindahan candi
Borobudur sebagai obyek wisata yang kaya akan cerita dan nilai sejarah.
b.
Perlu perawatan yang lebih dan kebersihan candi Borobudur
pasca erupsi merapi karena banyak batu candi yang terkena abu vulkanik.
c.
Keamanan, kenyamanan, dan keramahan pelaku obyek wisata
candi Borobudur agar lebih ditingkatkan demi kenyamanan pengunjung yang datang
ke candi Borobudur.
PERANAN PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SEBAGAI ALAT PEMELIHARAAN CANDI BOROBUDUR
Reviewed by Unknown
on
8:00 AM
Rating:
No comments: