Keadilan: Teori atau Realitas???
Keadilan itu seharusnya diterapkan pada #VIEW dan #PRINSIP. Bukan sekedar terbatas pada tataran operasionalnya. Itu namanya Rekayasa-pemadilan (mengadilkan yang tidak adil).
Baca juga : Menemukan Identitas
Lihat contoh gambar ini :
Manakah yang keadilan?
Mana yang adil itu tergantung dari VIEW dan PRINSIP.
1. Kalau view dan prinsipnya adalah "agar semua orang bisa menonton pertandingan bola" maka gambar B lah yang disebut adil.
2. Kalau view dan prinsipnya adalah "tontonan tersedia bagi yang membeli tiket masuk", maka A lah yang disebut adil. Karena mereka yang diluar pagar tidak berhak menonton. Maka dibuatlah pagar. Tetapi apabila ada orang yang tinggi badannya melebihi pagar bisa menonton, itulah keberuntungan dia...walaupun secara prinsip tidak memiliki hak. Maka sekalipun bila orang yg pendek badannya tidak dapat menonton, itu adalah tetap adil.
Karena kalau dibantu dengan pancikan agar dapat menonton...maka artinya anda MERUSAK SISTEM. Dan itu menjadi TIDAK ADIL bagi orang-orang yang membeli tiket masuk untuk menonton. Dan praktek semacam itu adalah merusak...tidak hanya merusak sistem tapi juga merusak mental / moral bagi orang yang dibina dengan norma itu. Karena hal semacam itu merupakan pelanggaran kedisiplinan, pemanjaan dan juga membawa menuju kondisi ANARKI !
Persamaan hak itu bukan berarti semua orang berhak menerima 1 potong roti yang sama. Karena hak selalu ada pembalancenya yaitu: kewajiban. Jadi yang telah memenuhi kewajiban 1 berhak mendapat roti 1. Penuhi kewajiban 2 berhak dapat 2 roti, dst.
Lha kalau kewajibannya tidak dilaksanakan tapi menuntuk 1 roti sebagai hak-nya, itu namanya bukan persamaan hak. Tapi anarki! Akibatnya adalah penurunan produktifitas total system. Karena buat apa bekerja kalau berhak dapat 1 roti yang sama. Kerja keras pun ya percuma karena tetap cuman dapat 1 roti.
Tapi ketiadaan keadilan yang sempurna di atas muka bumi ini bukan berarti kita tidak boleh berusaha untuk menjadi pribadi yang seadil-adilnya. Pun kalau tidak mungkin tercapainya keadilan yang ideal, bukan berarti boleh asal-asalan. Seperti pepatah mengatakan : tidak ada rotan akar pun jadi. Masih untung bisa berjalan dengan tongkat daripada pincang.
Silakan mau memilih untuk memperjuangkan yang mana: memperjuangkan #realitas atau memperjuangkan #teori ...
Perlu dibaca juga : Inilah Rahasia Sukses
Terima kasih telah berkunjung
^_^
Keadilan: Teori atau Realitas???
Reviewed by Unknown
on
3:04 AM
Rating:
No comments: