ads

Perbandingan Pendidikan dan Filsafat Pendidikan

BAB I
                                                                  PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Perbandingan Pendidikan sebagai ilmu dalam dunia pendidikan pada khususnya dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya mempunyai kedudukan penting, tidak saja orang-orang yang bekerja dalam dunia kependidikan yang dapat memetik manfaat Ilmu Perbandingan Pendidikan, akan tetapi juga mereka mempunyai minat dan profesi dalam bidang-bidang ilmu sosial ( social sciences) seperti para ahli sosiologi, ahli kebudayaan, ahli politik, dan sebagainya. Khusus bagi orang yang berkecimpung dalam dunia kependidikan. Studi perbandingan pendidikan dapat memberikan berbagai bentuk dan segi kemanfaatan.
Sedangkan sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal manusia sehat yang berusaha keras dengan sunguh-sungguh mencari kebenaran untuk akhirnya memperoleh konsep kebenaran. Proses mencari kebenaran itu melalui berbagai tahap, pertama, manusia berspekulasi dengan pemikiranya tentang semua ilmu pengetahuan. Tahap kedua, dari berbagai spekulasi disaring beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan. Tahap ketiga, buah pikiran ini menjadi titik awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan pengetahuan yang didasarkan kebenaran), kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan. Meskipun demikian, Ismaun (2004) menekankan bahwan sebagai mahluk  Tuhan, manusia tidak  ada yang sempurna (kecuali para Nabi), kebenaran yang dicapai manusia bersifat relatif atau nisbi, tetapi bukan berarti semua hasil perkiraan manusia itu tidak ada yang benar (meskipun tidak mutlak).

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa Pengertian Ilmu Perbandingan Pendidikan?
2.      Apa Hakikat Ilmu Perbandingan Pendidikan?
3.      Apa Pentingnya Ilmu Perbandingan Pendidikan?
4.      Bagaimana Perkembangan Ilmu Perbandingan Pendidikan?
5.      Apa sajakah Problematika dalam Ilmu Perbandingan Pendidikan?
6.      Apa Persyaratan Pelaku Studi Perbandingan Pendidikan?
7.      Bagaimana Ruang Lingkup Studi Ilmu Perbandingan Pendidikan?
8.      Apa Pengertian Filsafat Pendidikan?
9.      Bagaimana Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan?
10.  Apa Peranan Filsafat Pendidikan?
11.  Apa Perbandingan pendidikan dan filsafat pendidikan?

C.    TUJUAN MASALAH
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami pengertian, dan perbandingan pendidikan dan filsafat pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN
Perbandingan Pendidikan dan Filsafat Pendidikan

A.    Pengertian Ilmu Perbandingan Pendidikan
Perbandingan Pendidikan sebagai suatu ilmu mempunyai pembatasan pengertian tersendiri. Pengertian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.      Hakikat Ilmu Perbandingan Pendidikan
Sebagai suatu ilmu perbandingan pendidikan tidaklah hanya membahas masalah-masalah sistem pendidikan dan pengajaran yang ada pada suatu negara, juga tidak hanya membahas tentang pemikiran kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat  dalam suatu negara atau tentang teori-teori kependidikan yang diamalkan oleh suatu masyarakat sebagai suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya. Bukanlah Ilmu Perbandingan Pendidikan apabila hanya menitik beratkan pembahasan pada perbandingan antara teori-teori kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat. Juga belum cukup berbobot apabila Ilmu Perbandingan Pendidikan hanya membandingkan antara dua sistem atau lebih, dari pelaksaan pendidikan dan pengajaran yang ada di suatu negara atau suatu masyarakat.[1]
Ilmu Perbandingan Pedidikan juga tidak hanya sekedar mengamati sejarah pendidikan disuatu negara atau beberapa negara dengan tujuan mengetahui pokok-pokok permasalahannya. Hakikat Ilmu Perbandingan Pendidikan terletak pada latar belakang yang menimbulkan aspek-aspek yang saling berkaitan. Jadi Ilmu Perbandingan Pendidikan itu mengandung pengertian yang kompleks. Oleh karena itu harus mencakup berbagai latar belakang yang mempengaruhi perkembangan bangsa disuatu negara.
Pembatasan pengertian Ilmu Perbandingan Pendidikan harus bersifat komprehensif, sebagai berikut:[2]
a)      Ilmu perbandingan pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan dan pengajaran beserta problematika-problematikanya dalam negara-negara yang berbeda. Masing-masing sistem dan problematika tersebut diusut sampai kepada sebab-sebab sebenarnya yang berada di balik sistem dan problematikanya tersebut.
b)      Ilmu perbandingan pendidikan dapat juga diartikan sebagai studi tentang pendidikan dan pengajaran di negara yang berbeda-beda, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
c)      Ilmu perbandingan pendidikan juga diartikan sebagai studi tentang teori-teori kependidikan dan pengajaran serta bagaimana pengalaman atau penerapannya di negara-negara yang berbeda itu dengan memperbandingkan antara teori-teori tersebut sehingga diketahui persamaan dan perbedaannya serta mengembalikan kepada latar belakang sumber yang mempengaruhinya.
Dalam hubungan ini ada beberapa tokoh ahli perbandingan pendidikan yang memberi pembatasan pengertian sebagai berikut:
1)      Carter V. Good perbandingan pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan teori dan praktik kependidikan yang ada di dalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan diluar batas negerinya sendiri.
2)      I. L. Kandel memberi pembatasan pengertian, sebagai berikut: “ pendidikan perbandingan adalah studi tentang teori dan praktik pendidikan masa sekarang sebagaimana dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah pendidikan.
Pembatasan yang diberikan oleh kedua orang ahli di atas menunjukan bahwa Ilmu Perbandingan Pendidikan mengarahkan sasaran studinya kepada masalah teori dan pengalamanya atau penerapanya dalam masyarakat yang ada sekarang dengan tidak melupakan latar belakang yang mempengaruhinya, termasuk sejarah pendidikan dalam masyarakat yang bersangkutan. Sejarah mempunyai arti penting karena di dalamnya terdapat teori-teori dan pengalamanya dari waktu ke waktu.
Persamaan dan perbedaan sistem kependidikan dan pengajaran yang terdapat di negara manapun di dunia ini, baik di Barat maupun di Timur, pada hakikatnya ditentukan oleh aspirasi bangsa yang berjuang untuk mencapai cita-citanya masing-masing. Inti pokok dalam Ilmu Perbandingan Pendidikan itu adalah studi tentang sebab-sebab yang menimbulkan problematika kependidikan dan pengajaran serta sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara sistem-sistem yang ada di negara-negara yang berbeda itu.
2.      Pentingnya Ilmu Perbandingan Pendidikan
Ilmu Perbandingan Pendidikan memiliki kedudukan yang penting yaitu:
a.       Akademis ilmiah, karena studi perbandingan pendidikan telah memiliki kelengkapan studi sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya yaitu mempunyai sasaran (obyek) studi yang jelas, mempunyai ruang lingkup pandangan yang khusus tersendiri dan metoda-metoda studi tertentu.
b.      Kultural, karena manusia dalam hidup bermasyarakat pada hakekatnya adalah obyek dan subyek pembudayaan masyarakat sendiri.[3]
c.       Humanistis,
d.      Kepuasaan intlektual,
e.       Keuntungang operasional,
3.      Perkembangan Ilmu Perbandingan Pendidikan
Perkembangan dari usaha studi perbandingan pendidikan pada hakekatnya telah dimulai sejak orang memperhatikan sistem kehidupan manusia didalam masyarakat pada zaman lampau dimana manusia lainnya serta saling memperhatikan kehidupan satu sama lain.
Ilmu perbandingan pendidikan berkembang sehingga ia membentuk dirinya sebagai suatu ilmu pengetahuan sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu perbandingan dibidang lain seperti ilmu perbandingan hukum, ilmu perbandingan fiqih, dan lain-lain.
4.      Problematika dalam Ilmu Perbandingan Pendidikan
Tidaklah mudah kiranya melakukan pembahasan dalam Perbandingan Pendidikan karena sering tertumbuk pada kesulitan yang sulit ditembus, dan hal inilah yang membedakan antara ilmu Perbandingan Pendidikan dengan ilmu ilmu kependidikan lainnya.
Problematika tersebut dapat terlihat dalam hal hal sebagai berikut:
1.      Data data statistik dari negara negara yang distudi sering berbeda dalam sistem penyusunannya,
2.      Data data statistik yang disajikan kadang-kadang sudah tidak up-to-date lagi,
3.      Meskipun telah ada data statistik yang baru dengan angka angkanya yang relible belum dapat menjamin para pelaku studi dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi,
4.      Studi perbandingan pendidikan menuntut kepada pembahasan untuk memiliki banyak ilmu,[4]
5.      Disamping itu, studi ini juga menuntut kepada para pembahas untuk memahami pembahas untuk memahami bahasa-bahasa asing agar mereka dapat membaca dan mengerti tentang situasi dan kondisi negara yang sedang di studi melalui bahasanya.
5.      Persyaratan Pelaku Studi Perbandingan Pendidikan
Permasalahan dalam kependidikan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di tiap negara-negara berbeda-beda, oleh karena itu hal ini merupakan sasaran studi yang utama. Untuk mengenal dan mengetahui permasalahn tersebut, para pelaku studi dalam perbandingan pendidikan perlu menguasai pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal berikut:[5]
1.      Mengetahui tentang sistem kependidikan dan pengajaran dari negara-negara yang dipelajari. Problema-problema dalam sistem itu juga harus diketahui.
2.      Mengetahui tentang pemikiran ( konsep) dan teori kependidikan yang diamalkanya serta diterapkan dalam masyarakat di negara yang di pelajarinya.
3.      Mengetahui tentang sejarah dari negara yang di studi, namun tidak terlalu terpaku pada soal ini, melainkan menjadikan sejarah pendidikan itu sekedar untuk mendapatkan penjelasan mengenai problema-problema pendidikan yang di studi. Problema-problema tersebut dijadikan bahan perbandingan.
4.      Memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan menyeluruh tentang segala hal yang ada hubungannya dengan kehidupan masyarakat  yang distudi.
5.      Mempunyai kemampuan menghubungkan antara sebab dan akibat serta faktor-faktor kebudayaan yang ada di balik problema-problema yang nampak dalam sistem kependidikan dan pengajaran yang ada.
Semua pengetahuan yang mana tersebut  diatas bukan menjadi tujuan pokok studi perbandingan pendidikan, melainkan hanya sekedar penunjang yang dapat memperlancar studi yang mendalam  dan komprehensif (mencakup) sebagai suatu ilmu. Dengan kata lain, konsep atau teori kependidikan bagi pelaku studi perbandingan pendidikan bersifat fungsional, oleh karena itu ia hanya ditinjau dan dilihat dari segi tugasnya dalam pelaksanaan kependidikan yang distudi. Bukan dilihat dari segi teoritisnya, mengingat sasaran studi perbandingan pendidikan lebih bersifat praktis, artinya mempelajari segala aspek yang berlaku dalam suatu sistem pendidikan di masyarakat atau negara yang bersangkutan.
Demikian pula problematika politik, ekonomi, kebudayaan dari suatu masyarakat, dimanfaatkan sebagai sarana pendukung guna mencapai sasaran studinya, yang semata-mata dilihat dari segi fungsinya, bukan teorinya. Dengan Ilmu Pengetahuan yang luas dan menyeluruh itulah maka Ilmu Perbandingan pendidikan dapat berkembang di tengah ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya. Sistem-sistem pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat merupakan sistem-sistem yang hidup dan berkembang sejalan dengan tuntutan masyarakatnya. Oleh karena sistem-sistem itu hidup dan berkembang di suatu masyarakat yang dinamis, maka terjadilah proses interaktif saling pengaruh-mempengaruhi di antara sistem-sistem itu. Sampai sejauh manakah pengaruh sistem lain dapat mengubah atau memberi corak tertentu kepada sistem di lain masyarakat atau negara, adalah menjadi sasaran studi Ilmu Perbandingan Pendidikan yang sangat penting.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwasanya para pelaku studi dalam perbandingan pendidikan perlu menguasai pengetahuan yang berhubungan dengan sistem kependidikan dan pengajaran dari negara-negara yang dipelajarinya serta memiliki pengetahuan yang cukup banyak dan menyeluruh tentang kehidupan masyarakat yang distudi.
6.      Ruang Lingkup Studi Ilmu Perbandingan Pendidikan
Mengingat studi perbandingan pendidikan mempunyai sasaran yang tidak hanya terbatas pada permasalahan kependidikan di suatu atau dibeberapa negara dengan latar belakang kebudayaan  yang berbeda-beda, maka untuk lebih memantapkan studi tersebut  para ahli telah memberikan pendapatnya tentang ruang lingkup, sebagai berikut.[6]
1)      J.P. Sarumpet MA. Lektor pada Universitas Melbourne, meninjau beberapa bagian terpenting dari sistem pendidikan masing-masing negara.
ü  Ditinjau dari segi sejarah pendidikannya secara singkat untuk mengetahui sistem apa yang berlaku saat ini.
ü  Ditijau administrasi pendidikan terutama di lihat dari segi praktis administrasi dan organisasinya.
2)      William W. Brickman berpendapat bahwa perbandingan pendidikan itu mempelajari dan menganalisis serta memperbandingkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Mempelajari sistem pendidikan di negara lain dan penjelasan mengenai permasalahan pendidikan.
b.      Menganalisis mengenai latar belakang yang mempengaruhinya serta problema- problemanya dilihat dari berbagai pandangan tentang problema yang kontroversial.
c.       Membandingkan tentang pesamaan dan perbedaan antara point a dan b tersebut diatas.
d.      Memperbandingkan dan menilai sebab-sebab pokok sebelum dan sesudah dilakukan pemecahan problema-problema yang kontroversial dan yang bersifat biasa.
3)      DR. Nazily Shalih dan DR. Abdul Ghani Abud, studi perbandingan pendidikan itu mempunyai ruang lingkup yang luas, karena mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.       Segala pengetahuan yang berkaitan dengan sistem pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat yang berbeda.
b.      Berbagai teori atau pengetahuan pendidikan seperti filsafat kependidikan, metedologi pendidikan, manajemen, masalah penyedian guru dan pembinaannya serta peraturan-peraturan yang berlaku.
c.       Sejarah pendidikan dari suatu negara, karena sejarah dapat menjelaskan  problematika kependidikan untuk masa kini.
d.      Kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa yang merupakan latar belakang yang mempengaruhi timbulnya sistem kependidikan yang berbeda antara suatu dari yang lainya.

B.     Pengertian Filsafat Pendidikan
1.      Pengertian Filsafat
Kata filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cita, senang, suka dan kata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan (Ali, 1986 : 7). Dengan demikian filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenara, berilmu pegetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.[7]
Dari segi istilah filsafat dalam bahasa yunani adalah Philosophia yang berasal dari dua kata, Philein (cinta) dan Sophos (hikmat atau wisdom), artinya cinta kepada ilmu pengetahuan, kearifan, atau hikmah. Filsafat dalam bahasa arab adalah falsafah, artinya hikmah. Sedangkan dalam bahasa indonesia adalah cinta seluas-luasnya atau keinginan yang diusahakan untuk mencapai cita-cita atau cinta kepada kebijaksanaan.[8]
Dari segi praktis atau pemakaian yaitu:
a)      Ilmu yang menyelidiki fakta-fakta atau prinsip-prinsip dari kenyataan (reality), tabiat, secara tingkah laku manusia.
b)      Ilmu yang meliputi logika, etika, estetika, metafisika dan teori ilmu pengetahuan (epistemologi).
c)      Ilmu yang mempelajari suatu sikap terhadap aktivitas seseorang.
Dari pengertian secara etimologi itu, ia memberikan definisi filsafat sebagai berikut:
-          Pengetahuan tentang hikmah
-          Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar
-          Mencari kebenaran
-          Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas
Dengan demikian ia berpendapat bahwa intisari filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai kedasar-dasar persoalannya.
            Pengertian filsafat menurut para ahli:[9]
1.      Plato, mengatakan bahwa filsafat tidak lain dari pada pengetahuan tentang segala yang ada.
2.      Aristoteles, berpendapat bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
3.      Fichte, menyebutkan filsafat sebagai ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu yang umum, yang menjadi dasar segala ilmu.
4.      Kant, mengatakan bahwa filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan.
5.      Dr. H. Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam  mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia.
6.      Paul Natorp, filsafat ialah ilmu dasar yang hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan jalan menunjukkan dasar akhir yang sama yang memikul sekaliannya.
7.      Prof. Dr. Fuad Hasan, filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, untuk mencapai suatu kesimpulan yang universal.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat ialah mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan dengan amal, yang melahirkan tenaga untuk melakukan bagian-bagiannya yang baik.
2.      Pengertian Pendidikan
Lengeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.[10]
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu keoada term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim.[11] Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan smpai meninggal, mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula kejadian alam semesta ini diciptakan tuhan melalui proses stingkat demi setingkat.[12]
Pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dpat dipengaruhi oleh pembiasaan.
Sebelum kita membahas apa itu filsafat pendidikan, marilah terlebih dahulu kita lihat bagaimana para ahli pikir pada masa dahulu menggunakan metode berpikir filosofis tentang problema kehidupan dalam alam semesta ini, termasuk alam kecil (mikrokosmos) yaitu tentang manusia, terutama bila dilihat dari aspek-aspek perkembangannya dalam memecahkan masalah-masalah alam sekitar dan alam di balik alam (metafisika).[13]
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.  Corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan penghidupan itu.[14]
Pendidikan adalah suatu disiplin dari berbagai macam bagian komponen. Bagian-bagian ini telah menjadi demikian bermacam-macam ragam dan berspesialisasi, akan tetapi tidak selalu mengambil tempat yang sama besarnya di dalam segala arah dan segi pada waktu yang sama. Pendidikan memang suatu usaha yang sulit dan rumit, dan memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali masa modern dewasa ini.
3.      Pengertian Filsafat Pendidikan
Para ahli merumuskan pengertian filsafat pendidikan dengan rumusan yang berbeda. All khalil Abu ‘Ainaini, filsafat Pendidikan adalah kegiatan-kegiatan pemikiran yang sistematis, diambil dari sistem filsafat sebagai cara untuk mengatur dan menerangkan nilai-nilai tujuan pendidikan yang akan dicapai. Sedangkan menurut Imam Barnadib, filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban-jawaban pandangan dalam lapangan pendidikan dan merupakan suatu penerapan analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.[15]
Dengan menggunakan pengertian bahwa filsafat itu sebagai suatu usaha untuk menemukan konsep yang dapat diterima oleh akal mengenai alam raya dan tempat manusia di alam semesta ini secara reflektif, maka berarti memudahkan untuk memahami pengertian filsafat lapangan pengalaman seperti filsafat pendidikan. Dalam hal ini para pakar pendidikan mengemukakan pendapat mereka, antara lain:
Dr. Yahya Qahar, menjelaskan pengertian pendidikan adalah filsafat yang bergerak di lapangan pendidikan yang mempelajari proses kehidupan dan alternative proses pendidikan dalam pendidikan watak. Ia menyoroti dan memberikan pandangan tentang:[16]
a.       Nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar pendidikan dan pandangan hidup.
b.      Pandangan tentang manusia yang di didik.
c.       Tujuan pendidikan.
d.      Sistem dan praktek pendidikan.
e.       Bahasa pendidikan.
Prof. Dr. Hasan Langgulung mengatakan bahwa filsafat pendidikan adalah sejumlah prinsip, kepercayaan, konsep, asumsi, dan premis yang ada hubungan erat dengan praktek pendidikan yang ditentukan dalam bentuk yang saling melengkapi, bertalian dan selaran yang berfungsi sebagai teladan dan pembimbing bagi usaha pendidikan dengan seluruh aspek-aspeknya dan bagian politik dalam suatu negara. [17]
4.      Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan
Cara kerja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut, karena hanya manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan membutuhkan filsafat. Mengapa pendidikan membutuhkan filsafat? Karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, dalam, serta kompleks yang tidak terbatasi oleh pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan yang faktual, tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan.[18]
5.      Peranan Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan haus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidanng pendidikan. Hal tersebut akan mewarnai perbuatan mereka secara arif dan bijak, menghubungkan usaha-usaha pendidikannya dengan falsafah umum, falsafah bangsa dan negaranya. Pemahaman akan filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba, tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan.
Dalam mengkaji peranan filsafat pendidikan, dapat ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu: metafisika, epistemologi, dan aksiologi.[19]
6.      Perbandingan pendidikan dan filsafat pendidikan
Menurut pendapat penulis, bagaimanapun sempitnya pengertian pendidikan, namun masalah pendidikan merupakan masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup pada generasi muda agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri kemanusiaannya.
Perbandingan Pendidikan sebagai ilmu dalam dunia pendidikan pada khususnya dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya mempunyai kedudukan penting. Inti pokok dari Ilmu Perbandingan Pendidikan itu adalah studi tentang sebab-sebab yang menimbulkan problematika kependidikan dan pengajaran serta sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara sistem-sistem yang ada di negara-negara yang berbeda itu.
Sedangkan salah satu tugas mempelajari filsafat pendidikan adalah antara lain untuk menyelamatkan formula-formula dan pikiran-pikiran yang mengandung unsur-unsur  pendidikan itu, yang terungkap dan tercetus sebagai slogan dan semboyan. Kita akan memberikan daya hidup dan arti yang berhasil dan berdaya guna dan untuk menonjolkan ide dan pikiran-pikiran itu sebagai pusat pegangan dalam himpunan ide-ide yang membentuk filsafat pendidikan.
Jadi hubungan (korelasi) antara perbandingan pendidikan dan filsafat pendidikan pada dasarnya sama-sama berperan penting dalam penciptaan pendidikan kearah yang lebih baik, sehingga dengan adanya filsafat pendidikan masalah yang timbul karena perbandingan pendidikan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan metode-metode dari hasil filsafat tersebut.



BAB III
PENUTUP

ü  Ilmu Perbandingan Pendidikan itu adalah studi tentang sebab-sebab yang menimbulkan problematika kependidikan dan pengajaran serta sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara sistem-sistem yang ada di negara-negara yang berbeda itu.
ü  pendidikan ialah segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda.
ü  filsafat ialah mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan dengan amal, yang melahirkan tenaga untuk melakukan bagian-bagiannya yang baik.
ü  Filsafat pendidikan ialah pemikiran-pemikiran filsafat tentang pendidikan. Ada juga yang mengatakan filsafat pendidikan ialah filsafat tentang proses pendidikan. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat pendidikan ialah filsafat tentang disiplin ilmu pendidikan (the philosophy of discipline pf educatioan).




DAFTAR PUSTAKA

M. Arifin, 1986, Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta: Golden Terayon Press
Jalaluddin dan Abdullah Idi, 1997, Filsafat Pendidikan, Jakarta: Gaya Media Pratama
Sofyan Sauri, dkk, 2010, Filsafat Ilmu Pendidikan Agama, Bandung: CV Arfindo Raya
Tri Prasetya & Maman Abd. Djaliel, 2000, Filsafat Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia
Uyoh Sadulloh, 2012, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Samsul Nizar, 2002, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Cuputat Pers
Muzayyin Arifin, 2003, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Ramayulis dan Samsul Nizar, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia




[1] M. Arifin,  Ilmu Perbandingan Pendidikan, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), h. 1.
[2] Ibid, h. 2.
[3] Ibid, h. 12.
[4] Ibid, h. 32.
[5] Ibid, h. 6.
[6] Ibid, h. 8.
[7] Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),  h.  9.
[8] Sofyan Sauri, dkk, Filsafat Ilmu Pendidikan Agama, (Bandung: CV Arfindo Raya, 2010), h. 1.
[9] Tri Prasetya & Maman Abd. Djaliel, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 10.
[10] Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),  h. 54.
[11] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Cuputat Pers, 2002), h. 25.
[12] Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 12
[13] Arifin,  Filsafat pendidikan islam, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1987), h. 18.
[14] Tri Prasetya & Maman Abd. Djaliel, Op. Cit, h. 15.
[15] Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 4.
[16] Tri Prasetya & Maman Abd. Djaliel, Op. Cit, h. 20.
[17] Ibid, h. 22.
[18] Uyoh Sadulloh, Loc. Cit, h. 73.
[19] Ibid, h. 75.
Perbandingan Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Perbandingan Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Reviewed by Unknown on 10:10 PM Rating: 5

No comments:

ads
Powered by Blogger.