ads

Perbandingan Pendidikan Menurut Pendekatan Institusional

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perbandingan pendidikan menurut pendekatan institusional meliputi pendidikan formal, non formal, dan formal. Ilmu pendidikan formal biasanya diperoleh disekola, dan ilmu pendidikan non formal biasanya diperoleh dilingkungan sekitar yang terjadi di masyarakat. Sedangkan ilmu pendidikan in formal biasanya terjadi ditengah keluarga, atau juga bisa terjadi ditengah-tengah pendidikan formal.
Tinjauan secara historis menunjukkan fakta bahwa timbulnya pendidikan perbandingan mempunyai hubungan erat dengan pendidikan internsional. Tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang mempelajari pendidikan internasional adalah sebagai pengetahuan yang relavan yang dapat menjadikan dasar pendidikan. 
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang termasuk dalam lembaga pendidikan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Tripusat pendidikan ?
3.      Apakah arti pendidikan internasional dan pendidikan perbandingan ?
4.      Bagaimana tanggung jawab kelembagaan pendidikan Islam ?
5.      Apa pentingnya ilmu perbandingan pendidikan ? 


BAB II
PEMBAHASAN

1.        LEMBAGA PENDIDIKAN FORMAL, NON FORMAL, DAN INFORMAL
A.    Lembaga Pendidikan Formal
a.       Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dikatakan formal karena diadakan disekolah/tempat tertentu, teratur sistematik, mempunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu. Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktifitasnya direncanakan sesuai dengan kurikulum.
Tujuan dari sekolah yaitu :
1.      Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki dan memperdalam, memperluas tingkah laku anak/ peserta didik yang dibawa dari keluarga, serta membantu pengembangan bakat.
2.      Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar :
a.       Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan temannya sendiri dan masyarakat sekitar.
b.      Peserta didik belajar taat kepada peraturan atau disiplin.
c.       Mempersiapkan peserta didik terjun dimasyarakat berdasarkan norma-norma yang berlaku.
b.      Tujuan Pengadaan Lembaga Pendidikan Formal :
a.       Tempat sumber ilmu pengetahuan
b.      Tempat untuk mengembangkan bangsa
c.       Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan dimasyara kat sehingga siap pakai.

B.     Lembaga Pendidikan Non Formal
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan dipersekolahan. Komponen yang diperluas harus disesuaikan dengan keadaan anak/peserta didik agar memperoleh hasil yang memuaskan, antara lain :
1.      Guru atau tenaga pengajar atau pembimbing atau tutor
2.      Fasilitas
3.      Cara menyampaikan atau metode
Menurut surat mentri Dep. Dik Bud Nomor: 079/9/1975 Tanggal 17 April 1975. Bidang pendidikan non formal meliputi: Pendidikan masyarakat, keolahragaan, pembinaan generasi muda. Oleh karena itu ketiganya mempunyai fungsi dan tugas untuk mengembangkan pendidikan.

C.     Lembaga In Formal
Lembaga in formal ini berlangsung terutama di tengah keluarga, namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar tertentu, yaitu perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu. Pendidikan in formal memiliki tujuan tertentu, khususnya untuk lingkungan keluarga/rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan adat.
Dr. M. J. Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan, yaitu: Keluarga, Sekola/Negara, dan Tempat Ibadah.[1]
a.       Keluarga
Pendidikan keluarga disebut juga pendidikan masyarakat, karna disamping keluarga itu sendiri sebagai kesatuan kecil dari masyarakat, juga karena pendidikan keluarga yang tidak mati mengikuti derap langkah maju masyarakat. Dengan demikian nampaklah adanya satu hubungan erat antara keluarga dengan masyarakat, sehingga keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
b.      Sekola/Negara
Negara dengan aparat pemerintahnya mempunyai wewenang berdasarkan undang-undang dan berkewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap warga negaranya. Realisasinya dengan mendirikan sekola-sekola dan mengangkat guru-gurunya yang melaksanakan pendidikan.
c.       Tempat Ibadah
Disamping masjid dibangun memang sengaja diperuntukkan untuk ibadah shlat, baik berjama’ah maupun farjiyah, masjid juga digunakan untuk ibadah-ibadah lainnya selain ibadah shalat. 

TABEL I
PERBANDINGAN DARI KETIGA LEMBAGA PENDIDIKAN
No
KETENTUAN
PEND. FORMAL
NON, FORMAL
IN FORMAL
1
Tempat Langsung
Gedung Sekolah
Luar Sekolah
Utama dalam keluarga inti
    2
Syaratnya
Usia sesuai dengan jenjang pendidikan
Kadang-kadang ada, tetapi tidak penting
-
    3
Jenjang
Ada dan Ketat
Biasanya tidak ada
-
     4
Program
Kurikulum
Ada
-
     5
Bahan Pelajaran
Akademisi
Praktis dan Khusus
-
     6
Lama Pendidikan
Panjang
Singkat
Terus Menerus
      7
Usia Pendidikan
-
Tidak Sama
Terus Menerus
      8
Penilaian
-
Ada/Sertifikat
-
9
Penyelanggaraan
-
Pemerintah dan Swasta
-
10
Metode

Tak Terlalu

11
Tenaga

Tak Terlalu

12
Administrasi

Tak Terlalu

13
Sejarahnya

Agak Tua
Tertua, sejak manusia ada di dunia
  
2.        TRIPUSAT PENDIDIKAN
Lembaga pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Dalam garis besarnya, ada 3 (tiga) pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didiknya, menurut para tokoh pendidikan pada filsafat antropologi dan fenomenologi. Dr. M. J. Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan, yaitu: Keluarga, Sekolah/Negara, Tempat Ibadah.

3.        ARTI PENDIDIKAN INTERNASIONAL DAN PENDIDIKAN PERBANDINGAN
Arti pendidikan internasional yaitu sebagai upaya bangsa-bangsa untuk menjadi pendidikan sebagai sarana untuk memelihara dan meningkatkan kemantapan pergaulan antar bangsa dan perdamaian dunia. Pendidikan internasional dapat dipahami dalam sistematika berikut:
Carter V. Good menerangkan tentang arti pendidikan internasional sebagai berikut:
a.       Studi tentang kekuatan-kekuatan pendidikan, sosial, dan ekonomis, dalam hubungan internasional dengan tekanan pada potensi dan bentuk pendidikannya.
b.      Program internasional yang bertujuan untuk meningkatkan saling mengenai dengan jalan tukar-menukar sarana pendidikan, teknik dan metode, mahasiswa, siswa, guru, dosen, teknisi dan lain-lainnya.
Sasaran yang bersifat praktis tentang pendidikan internasional ini, diantaranya dalam bentuk pemberian informasi tentang berbagai aspek kehidupan disuatu negara ke negara lain, serta pelayanan praktis seperti pemberian bantuan teknis (technical assistance) oleh negara maju ke negara berkembang. Adapun ruang lingkup dan jenis kegiatan pendidikan internasional antara lain meliputi:
a.       Berbagi- bagi konperensi, seminar, dan lokarya pendidikan.
b.      Studi tentang bahasa dan sastra asing, hubungan internasional, sejarah dunia, dan yang yang sejenisnya.
c.       Berbagi studi yang tergolong ke dalam humanistic (humanistic studies), seperti:
·      Perbandingan tentang karya-karya dalam bidang sastra, meliputi hubungan budaya umumnya dan sastra khusus antara negara, pengaruh-pengaruhnya, adaptasi, serta terjemah.
·      Studi area, studi yang berupa analisis disiplin sebagai negara didunia, yang dapat meliputi sekelompok negara atau beberapa negara.
Untuk lebih mendekati arti pendidikan perbandingan, berikut ini ditampilkan beberpa definisi, yaitu yang berasal dari I.I Kandel dan Carter V. Good. Selanjutnya akan diuraikan beberapa aspirasi yang memberikan tempat kepada pendidikan internasional dan pendidikan perbandingan dalam jajaran ilmu-ilmu kependidikan di Indonesia. Dalam bukunya yang berjudul Comparatif Education I.I..Kandal menyatakan pendidikan perbandingan adalah studi mengenai teori dan praktik pendidikan sekarang, sebagaimana dipengaruhi oleh macam-macam latar belakang, dan merupakan kelanjutan dari sejarah pedidikan.
Dengan definisi ini Kandel menunjukkan bahwa:
a.       Yang menjadi objek studi adalah teori dan praktek pendidikan sekarang. Dengan ini yang dimaksud adalah sistem pendidikan dari beberapa negara.
b.      System itu ada dengan dipengaruhi oleh bermacam-macam latar belakang, Tentulah yang dimaksud ialah faktor-faktor seperti sosial, ekonomi, ideology, filsafat, dan sebagainya, yang nampak dan yang tidak nampak (intangible).
c.       Kesemuanya itu ada kaitannya dengan sejarah pendidikan.

Ciri lain yang perlu dikekemukakan adalah landasan fikir yang dapat memperkokoh kedudukan pendidikan internasional dan pendidikan perbandingan dalam konstelasi ilmu kependidikan di Indonesia. Hal ini perlu dicermati dari beberapa aspirasi atau ide yang terdapat dalam sumber otentik. Perdamaian dunia dan kemantapan antar bangsa adalah cita-cita yang ingin diwujudkan secara nyata oleh bangsa Indonesia.[2]

4.        TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM
1.      Tanggung jawab Pendidikan dalam Islam
Tanggung jawab pendidikan dalam Islam adalah kewajiban melaksanakan pendidikan menurut pandangan Islam. Menurut pendapat team penyusun Buku Ilmu Pendidikan Islam, kewajiban melaksanakan pendidikan itu direalisasikan dalam wujud memberi bimbingan baik pasif maupun aktif.

a.       Tanggung jawab orang tua
b.      Tanggung jawab sekola[3]
c.       Tanggung jawab masyarakat

5.      PENTINGNYA ILMU PERBANDINGAN PENDIDIKAN
Sebagai suatu ilmu perbandingan pendidikan tidak hanya membahas masalah-masalah sistem pendidikan dan pengajaran yang ada, juga tidak hanya membahas tentang pemikiran kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat dalam suatu negara melainkan teori-teori kependidikan yang diamalkan oleh masyarakat sebagai suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya.
Hakikat ilmu perbandingan pendidikan terletak pada latar belakang yang menimbulkan aspek-aspek yang saling berkaitan. konsep-konsep pendidikan yang berkembang menjadi teori-teori kependidikan pada hakikatnya tidak terlepas dari aspirasi bangsa yang hidup pada masanya. Aspirasi nasional itulah yang membentuk corak dan watak bangsa bersangkutan.
Sistem-sistem pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat merupakan sistem-sistem yang hidup dan berkembang sejalan dengan tuntutan masyarakat. Oleh karna itu sistem-sistem itu hidup dan berkembang di suatu masyarakat yang dinamis, maka terjadilah proses interaksi saling pengaruh-mempengaruhi di antara sistem-sistem itu.
Khusus bagi orang yang berkecimpung dalam dunia kependidikan, studi perbandingan pendidikan dapat memberikan berbagai bentuk dan segi kemanfaatan dalam segi-segi sebagai berikut:
1.      Akademisi Ilmiah : Karena studi perbandingan pendidikan telah memiliki kelengkapan studi sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya, yaitu sarana (objek) studi yang jelas, mempunyai ruang lingkup pandangan yang khusus tersendiri dari metode-metode studi tertentu.
2.      Kultural (kebudayaan) : Karena manusia dalam hidup bermasyarakat pada hakikatnya adalah objek dan subjek pembudayaan itu adalah pendidikan. Dengan demikian masyarakat tanpa pendidikan tidak mungkin dapat hidup berbudaya tinggi.
3.      Humanistik: Karena studi perbandingan pendidikan lebih menitik beratkannya tugas kepada masalah yang saling berhubungan antara faktor-faktor lingkungan hidup dan pengalaman-pengalaman manusia sebagai anggota mesyarakat.
4.      Kepuasan Intelektual (akal pikir) : Karena studi perbandingan pendidikan tidak semata-mata “membaca” fakta pendidikan masyarakat yang sedang berlangsung. Akan tetapi memikirkan atau menganalisis.
5.      Keuntungan Operasional : Karena studi perbandingan pendidikan berusaha mempelajari problem-problem kependidikan yang ada dimasyarakat di negara lain yang dapat dijadikan bahan informasi untuk membantu pemecahan problem kependidikan lebih lanjut dalam sistem kependidikan yang ada di negaranya sendiri. [4]

BAB III
KESIMPULAN
Perbandingan pendidikan menurut pendekatan institusional meliputi pendidikan formal, non formal, dan formal. Ilmu pendidikan formal biasanya diperoleh disekola, dan ilmu pendidikan non formal biasanya diperoleh dilingkungan sekitar yang terjadi di masyarakat.
Lembaga pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik. Dalam garis besarnya, ada 3 (tiga) pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didiknya, menurut para tokoh pendidikan pada filsafat antropologi dan fenomenologi. Sebagai suatu ilmu perbandingan pendidikan tidak hanya membahas masalah-masalah sistem pendidikan dan pengajaran yang ada, juga tidak hanya membahas tentang pemikiran kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat dalam suatu negara melainkan teori-teori kependidikan yang diamalkan oleh masyarakat sebagai suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya.
Sistem-sistem pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat merupakan sistem-sistem yang hidup dan berkembang sejalan dengan tuntutan masyarakat. Oleh karna itu sistem-sistem itu hidup dan berkembang di suatu masyarakat yang dinamis, maka terjadilah proses interaksi saling pengaruh-mempengaruhi di antara sistem-sistem itu. 


DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007)
Prof. Imam Barnadib. M A. Ph. D. Pendidikan Perbandingan (Yogyakarta: Andi Affset, 1988)
Drs. Suwarno. Pengantar Umum Pendidikan. (Aksara Baru, 1982)
Prof. H. M. Arifin M.Ed. Ilmu Perbandingan Pendidikan (Jakarta: Golden Terayon Press, 2003)




[1] Abu Ahmadi. Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007)hlm 172-176
[2] Imam Barnadib, Pendidikan Perbandingan (Yogyakarta: Andi Affset, 1988) hlm. 35
[3] Suwarno. Pengantar Umum Pendidikan (Aksara Baru, 1982) hlm. 70
[4] Arifin. Ilmu Perbandingan Pendidikan. (Jakarta: Golden Terayon Press. 2003) Hlm. 11-13
Perbandingan Pendidikan Menurut Pendekatan Institusional Perbandingan Pendidikan Menurut Pendekatan Institusional Reviewed by Unknown on 10:28 PM Rating: 5

No comments:

ads
Powered by Blogger.