Perbandingan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Politik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Perbandingan pendidikan yang merupakan suatu
pembandingan dalam dunia pendidikan tidaklah hanya membahas masalah-masalah
sistem pendidikan dan pengajaran yang ada pada suatu negara, juga tidak hanya
membahas tentang pemikiran pendidikan yang ada didalam suatu masyarakat dalam
suatu negara atau tentang teori-teori kependidikan yang diamalkan oleh suatu
masyarakat sebagai suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya.
Selain itu, tidak hanya sekedar mengamati sejarah
pendidikan disuatu negara atau beberapa negara dengan tujuan untuk mengetahui
pokok-pokok pembahasannya.
Didalam perbandingan pendidikan terdapat
pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan perbandingan didalam
dunia kependidikan, yang mana pendekatan tersebut digunakan dalam proses
perbandingan. Pendekatan-pendekatan itusalah satunya pendekatan politik.
Pendekatan politik digunakan dalam perbandingan
pendidikan karena didalam dunia pendidikan juga terdapat unsur-unsur politik
yang dapat atau bahkan sangat mempengaruhi perkembangan ataukemajuan didalam
kependidikan disuatu negara, wilayah, dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
dan tujuan?
2.
Bagaimana
politik dalam dunia kependidikan?
3.
Apa pengaruh
sistem politik terhadap sistem pendidikan (pendidikan islam)?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dan
Tujuan
“Politik” merupakan istilah yang sudah tidak begitu
asing dalam kehidupan kita sehari-hari, karena segala sesuatu yang dilakukan
atas dasar kepentingan kelompok atau kekuasaan sering kali diatas namakan
dengan label politik. Pengangkatan atau pencopotan seorang penjabat kepada
kantor misalnya kadang dilakukan atas pertimbangan politik. Konflik yang
terjadi dengan memicu pertarungan antara etnis atau agama, juga disebutkan
karena politik. Gencarnya pemberitaan tentang teroris dalam media massa juga
dinilai memiliki muatan politik. Sehingga didalam dunia pendidikanpun terdapat
unsur politik yang menjadi bahan pertimbangan antar lembaga pendidikan atau penyelenggaraan
pendidikan.
Pada awalnya politik dimata masyarakat memiliki
citra yang jelek sehingga berdampak pada rendahnya minat mahasiswa yang ingin
belajar ilmu politik. Tetapi seiring berjalannya waktu, citra politik dimata
masyarakat menjadi politik dengan banyak diminatinya ilmu politik oleh
mahasiswa.
Istilah ilmu politik (science politique) pertama
kali digunakan oleh Jean Bodin di eropa pada tahun 1576, kemudian Thomas
Fitzherbert dan Jeremy Bentham padatahun 1606. Akan tetapi, istilah politik
yang dimaksud ialah ilmu negara sebagaimana tertulis dalam karya-karya sarjana
Eropa daratan yang bersifat institutional yuridis, sementara yang berkembang di
Amerika Serikat adalah teori politik.
Secara harfiyah, politik dapat diartikan sebagai
usaha atau rekayasa yang diatur sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan.
Dengan pengertian ini, politik yang didalam bahasa arabnya dikenal denga
istilah al-siyasah berlaku pada semua
aspek kehidupan, seperti pendidikan, keluarga, ekonomi, budaya, kenegaraan, dan
lain sebagainya. Dalam perkembangan selanjutnya politik sering dikaitkan dengan
masalah kekuasaan suatupemerintahan. Yang didalamnya dibahas tentang
usaha-usaha untuk mendapatkan kekuasaan, mengelola, dan mempertahankannya agar
kekuasaan tersebut tetap dapat dipertahankan.
Selanjutnya, apakah politik yang menentukan corak
pendidikan atau sebaliknya pendidikan yang menentukan corak politik. Dalam hal
ini para ahli berbeda pendapat. Hasan Langgulung, misalnya, lebih melihat bahwa
politiklah yang menentukan corak pendidikan. Ketika berbicara tentang asas-asas
pendidikan, beliau berpendapat bahwa politik berfungsi memberi bingkai idiologi
(akidah) dari mana ia bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan
rencana yang telah dibuat. Sehingga politik berperan sebagai cita-cita dan
pandangan hidup yang mengarahkan gerah langkah pendidikan. Politik yang
bersifat demokratis akan mewarnai pelaksanaan pendidikan yang demokratis akan
mewarnai pelaksanaan pendidikan yang demokratis. Sebaliknya, politik yang
bercorak otoriter dan totaliter akan mempengaruhi pelaksanaan pendidikan yang
bercorak otoriter dan totaliter pula.
B. Politik
dalam Kependidikan
Sesungguhnya
hubungan antara pendidikan dan politik bukanlah suatu hal yang baru. Sejak
zaman Plao dan Aristoteles, para filsuf dan pemikir politik telah memberikan
perhatian yang cukup intent terhadap masalah ini. Kenyataan ini misalnya, ditegaskan
dengan ungkapan : “as is the state, so is
the school” (sebagaimana negara, seperti itu pula sekolah), atau ungkapan “what you want in thestate, you must put
into the school” (apa yang anda inginkan dalam negara,harus anda masukkan
kesekolah).
Politik
dalam study perbandingan pendidikan dimanfaatkan sebagai sarana pendukung
mencapai sasaran studinya, yang semata-mata dilihat dari segi fungsinya, bukan
teorinya, sebagaimana konsep atau teori kependidikan. Oleh karena itu hanya
ditinjau dan dilihat dari segi teoritisnya, mengingat sasaran studi
perbandingan pendidikan lebih bersifat praktis, artinya mempelajarisegala aspek
yang berlaku dalam suatu sistem pendidikan di masyarakat atau yang
bersangkutan.
Perkembangan
dalam bidang politik adalah proses-proses yang terjadi sedemikian hingga orang
yang menghayati dan mengamalkan norma dan nilai-nilai yang bersumber pada
sistem politik.
Dalam
kaitan perkembangan dalam bidang politik dengan sistem persekolahan, James S.
Coleman berpendapat bahwa apa saja yang berada dalamnegara perihal kewargaan
negara hendaklah juga berada disekolah. Dengan kata lain pendidikan, termasuk
didalamnya sistem persekolahan, adalah institusi yang penting peranannya dalam
hal pengembang bidang politik.
James
S. Coleman mengengemukakan bahwa peranan sistem persekolahan dalam bidang
politik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Sosialisasi
politik, artinya sistem persekolahan merupakan institusi untuk sosialisasi
peserta didik terhadap budaya politik nasional;
2.
Seleksi dan latihan
bagi golongan terkemuka dalam bidang politik;
3.
Integrasi
politik dan pembangunan kesadaran politik nasional.
Sosialisasi politik pada asasnya adalah
proses yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk mengalami internalisasi
norma dan nilai suatu sistem politik. Meskipun proses internalisasi dapat pula
berlangsung melewati institusi lain seperti keluarga atau
perhimpunan-perhimpunan sekolah dipandang sebagai institusi prima.
Tentang seleksi dan latihan calon
pemimpin menjadi fokus pelatihan karena dalam masyarakat negara manapun, adanya
efektifitas dari sistem politik bergantung dari kelompok warga masyarakat yang
tergolong ke dalam kelompok terkemuka yang memegang kekuasaan. Anggota-anggota
kelompok ini menurut Coleman sebagian seyogyakarta mendapatkan pendidikan
persiapan lewat sistem persekolahan.
Perihal integrasi politik dan
pembangunan kesadaran politik nasional diperlukan untuk menciptakan kestabilan
nasional, dan ini dapat tercapai bila terdapat konsensus tentang nilai-nilai
serta norma politik, serta adanya kesatuan bahasa warga masyarakat terhadap
kesemuanya itu. Sebagaimana pendapat para ahli sosial bahwa sekolah merupakan
institusi yang berperan dalam pembangunan politiknasional.
C. Pengaruh Sistem
Politik Terhadap Sistem Pendidikan Islam
Sistem
Politik merupakan pola hubungan masyarakat yang dibentuk berdasarkan keputusan
yang sah dan dilaksanakan dalam masyarakat itu. Sistem politik dibedakan dari
sistem lain oleh 4 ciri khas yaitu :
1.
Daya jangkau
yang universal, meliputi semua anggota;
2.
Kontrol mutlak
atas pemakaian kekerasan fisik;
3.
Hak membuat
keputusan-keputusan yang mengikat dan diterima sebagai absah;
4.
Keputusannya
bersifat otoritatif, artinya mengandung daya pengabsah dan korelaan yang besar;
Keempat ciri khas tersebut adalah ciri
khas negara, maka istilah sistem politik umumnya dipakai sebagai nama
kolektifitas hubungan dari suatu negara.
Politik sebagai sebuah sistem sangat
erat kaitannya dengan pola hubungan masyarakat dengan negara. Wujud dari
hubungan itu adalah lahirnya sebuah istilah demokratis. Demokratis sebagai
sebuah sistem bagi sebuah masyarakat atau negara akan memberikan corak atau
karakteristik terhadap segala aspek kehidupan yang salah satunya adalah aspek pendidikan.
Pengaruh politik terhadap pendidikan
islam adalah adanya kebijakan pemerintahan suatu negara yang memberikan
perhatian serta dukungan, baik moral maupun material, untuk terlaksananya
pendidikan islam. Ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk
keberhasilan pendidikan Islam. Apakah suatu negara mengalami keguncangan
politik, maka mustahil pendidikan mampu menjalankan perannya dengan baik.
Pendidikan yang bermutu tinggi, juga
mempengaruhi lajunya perkembangan politik yang ada. Pasang surutnya
perkembangan pendidikan Islam di indonesia seirama denga pasang surutnya
perkembangan politik di indonesia.
Dan satu hal yang sangat penting dalam
sistem pendidikan ialah politik pendidikan
yang dijadikan arah dan landasan pelaksanaan sistem pendidikan politik
kependidikan arah dan landasan pelaksanaan sistem pendidikan. Politik
pendidikan yang kurang tegas memberikan arah terhadap jalannya proses
kependidikan yang terjadi dalam sistem tersebut. Juga dapat mengakibatkan
strategi kependidikan mengalami ketidak mantapan yang dapat menimbulkan
kerugian yang tidak saja materiil dan finansial akan tetapi juga mental
psikologi anak didik, karena sering dilakukan perubahan-perubahan dibidang
kurikulum dan metode.
Strategi yang maton (mantap) dalam
pelaksanaan kependidikan mudah
menimbulkan kemerosotan mutu produk kependidikan yang diharapkan, sebagaimana
halnya yang banyak dialami dinegara-negara yang sedang berkembang. Karena
pemilihan perioritas-perioritas programnya tidak dilakukan secara tepat dan
akurat (teliti), maka anak didik harus menempuh proses kependidikan yang
overloaded (terlalu banyak beban) dan tidak konsisten sehingga tumpuan politik
kependidikan, apalagi mencerminkan aspirasi yang dijadikan tumpuan politik
kependidikan, akan jauh panggang dari api.
Dalam sejarah islam, hubungan antara
pendidikan dengan politik juga dapat dilacak
sejak masa-masa pertumbuhan paling subur atau lembaga-lembaga pendidikan
islam, semacam madrasah. Dimadrasah tersebut terkenal adanya seseorang pemikir
besar yang menjadi salah seorang mahagurunya. Hal ini memperlihatkan demikian
kuatnya pengaruh politik pemerintah terhadap dunia pendidikan, walaupun
pemerintah tersebut tidak selamanya bersifat negatif.
Signifikasi dan implikasi politik dan
pengembangan madrasah atau pendidikan islam. Pada umunya, bagi para penguasa
muslim sudah jelas. Madrasah-madrasah tersebut didirikan untuk menunjukkan
kepentingan-kepentingan politik tertentu penguasa musim.
BAB III
KESIMPULAN
Secara harfiah, politik dapat diartikan
sebagai usaha atau rekayasa yang diatur sedemikian rupa salam rangka mencapai
tujuan. Sehingga politik berlaku pada semua aspek kehidupan, sepertipendidikan,
keluarga, ekonomi, budaya, kenegaraan, dan lain sebagainya.
Dinamika, pertumbuhan, maju dan
mundurnya pendidikan amal bergantung pada kebijakan politik pemerintahan.
Kebijakan politik pemerintah yang berpihak pada kebijakan politik pemerintah
yang berpihak pada pendidikan, dengan sendirinya akan membawa kemajuan pendidikan
tersebut, pendidikan yang bermutu pada beberapa negara di dunia, antara lain
karena keberpihakan pemerintah terhadappendidikan.
Ideologi politik pemerintah ternyata
sangat mempengaruhi berbagai komponen pendidikan. Visi, misi, tujuan,
kurikulum, proses belajar mengajar, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana
dan prasarana, pembiayaan dan manajemen pendidikan sangat dipengaruhi oleh
kebijakan politik pemerintah serta berbagai perkembangan dalam bidang ilmu
pengetahuan, tehnologi, dan sebagainya. Sehingga setiap penyelenggara
pendidikan disamping harus memberi masukan berupa gagasan, pemikiran, konsep,
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin
Nata. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Dengan
Pendidikan Multidisipliner. Jakarta : Rajawali Pers
Hafied
Cangare 2009. Komunikasi Politik, Jakarta :Rajawali Pers.
Imam
Barnadib. 1990. Pendidikan Perbandingan.
Yogyakarta : Andi Offset.
M.
Arifin. 1986. Ilmu Perbandingan
Pendidikan. Jakarta : Golden Terayon Press.
Ramayulis.
2002. Ilmu pendidikan islam. Jakarta
: Kalam Mulia.
Perbandingan Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Politik
Reviewed by Unknown
on
12:31 AM
Rating:
No comments: