Perbandingan Pendidikan: Pendidikan Islam Di Negara Arab
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam
konteks pendidikan islam di negara arab akan
dibahas berbagai ajaran yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para umat
khususnya di negara-negara arab. Dalam perkembangannya didunia pendidikan pada
masa Nabi belum begitu mudah untuk mengjarkannya karena benyak berbagai kendala
atau hambatan yang mengenai tentang proses pendidikan. Diantaranya yaitu
kurangnya fasilitas dan kurangnya alat pendukung lainya. Dan disamping itu
penyebaran pendidikan islam itu sendiri mulanya disebarkan dengan secara
diam-diam atau tersembunyi dengan mulanya disebarkan kepada para keluaraga Nabi
terutama kepada istrinya khadijah, kemudian kepada anak angkatnya Ali bin Abi
thalib dan kemudian kepada para kerabat dan sahabatnya hingga kepada para
pengikutnya.
Dalam pelaksanan pendidikan islam
Nabi Muhammad SAW mengajarkan dengan dua tahap yaitu pelaksanaan pendidikan
islam di Makkah dan kemudian pelaksanaan pendidikan islam di madinah. Dalam
pelaksanaannya pendidikan islam di Makkah Nabi lebih memprioritaskan kepada
ilmu tauhid yang meliputi membaca dengan nama Allah, kemudian ilmu akliyah dan
ilmiah, ilmu akhlak, budi pekerti yang
baik dan lain sebagainya. Sedangkan pelaksanaan pendidikan islam di Madinnah
Nabi lebih menekankan kepada ilmu sosial politik yang meliputi pendidikan
ukhuwah, pendidikan adab sopan santun dan lain sebagai yang akan
dijelaskan didalam isi makalah ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Masa
pembinaan pendidikan islam
Dengan datangnya ajaran islam yang dibawa oleh
para rasul adalah untuk meluruskan dan memacu perkembangan budaya umat manusia
yang ada pada zamanya. Perkembagan ini ditunjukkan tidak hanya bangsa itu
sendiri, namun mengarah kepada perkembangan budaya seluruh umat manusia,
sebagimana ditegaskan dalam firman Allah SWT yang artinya:
"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. An Anbiya: 107)
Bangsa
arab merupakan keturunan ibrahim dari anaknya ismail. Maka dari itu kebudayaan
bangsa diwarisi oleh warisan budaya nabi ibrahim . hal yang paling penting dari
warisan ibrahim dangan ka’bah sebagai pusat dari ajaran tauhid. Pelaksanaan
pendidikan islam pada masa pembinaannya ini dilaksanakan oleh Nabi Muhammad
berdasarkan petunjuk dan bimbingan langsung dari Allah. Dalam bidang
pendidikan, masyarakat arab seblum islam menerapkan pola yang diarahkan pada
pemberian kebiasaan, keterampilan, sifat dan karakter yang harus dimiliki
seseorang dalam kehidupan keluarga.[1]
Pendidikan
dalam arti mencerdaskan masyarakat dengan memberikan ilmu pengetahuan dan
keterampilankerja yang sistematis belum dijumpai. Pendidikan dalam arti
tersebut hanya dimiliki oleh kaum elit. Itulah sebabnya, pada masa itu jumlah
orang yang cerdas dapat membaca, menulis dan berhitung jumlahnya masih dapat
dihitung dengan jari tangan.
Nabi
Muhammad menerima petunjuk dan menyampaikan kepada umat dan kemudian
dikumpulkan yang disebut Al-Quran. Pelaksanaan pembinaannya islam pada zaman
Nabi dapat dibedakan menjadi dua tahap[2]
a.
Pelaksanaan
pendidikan islam di Makkah
Nabi Muhammad SAW telah mendidik umatnya secara
bertahap, beliau mulai dengan keluarga dekatnya yang awalnya secara
sembunyi-sembunyi. Mula-mula mengajak istrinya khadijah, kemudian diikuti oleh
anak angkatnya Ali bin Abi thalib. Dan secara berangsur-angsur disampaikan
secara lebih meluas. Tetapi masih terbatas dikalangan keluarga dekat dari suku
Quraisy saja. Intisari pendidikan islam pada masa periode makkah yaitu Nabi
Muhammad memperoleh kesadaran dan pengahayatan tentang ajaran tauhid yang
terkandung dalam surah alfatihah. Pendidikan islam pada masa ini meliputi:
1)
Pendidikan keagamaan. Membaca
dengan nama Allah semata-mata tidak dipersektutukan dengan nama berhala atau
nama-nama selain Allah.
2)
Pendidikan akliyah dan
ilmiyah: mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam
semesta.
3)
Pendidikan ahlak dan budi
pekerti: ajaran mengenai akhlak yang baik.
4)
Pendidikan jasmani:
mementingkan kebersihan pakaian, badan, dan tempat kediaman maupun tempat
beribadah.[3]
Awal
mula Nabi Muhammad mengajarkan islam di makkah, telah ada beberapa orang
dikalangan masyarakat yang pandai tulis baca. Mereka antara lain: Umar bin
khattab, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan dan lainya. Tradisi budaya mereka
adalah tradisi budaya lisan. Pengajaran Al-Quran beliau ajarkan dari ayat ke
ayat sehingga memudahkan untuk memahaminya. Selanjutnya untuk memantapkan
Al-Quran dalam hafalan mereka, Nabi muhammad SAW sering mangadakan ulangan
terhadap hafalan para sahabat tersebut.
b.
Pelaksanaan
pendidikan islam di madinah
Pembinaan Pendidikan di madinah pada hakikatnya merupakan
kelanjutan dari pendidikan tauhid di makkah, yaitu pembinaan pendidikan
dibidang sosial dan politik agar dijiwai ajaran tauhid. Sehingga tingkah laku
sosual politiknya merupakan pandangan dari ajaran tauhid itu sendiri.
Pelaksanaan atau praktik di madinah secra ringkas dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1)
Pendidikan ukhuwah
2)
Pendidikan kesejahteraan
sosial
3)
Pendidikan kesejahteraan
keluarga. Pentingnya pendidikan islam yang ditanam sejak dini terutama pada
anak. Adapun garis besar materi pendidikan anak dalam islam yang dicontihnya
Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang
disyariatkan dalam surah luqman ayat 13-19.
4)
Pendidikan tauhid yaitu
menanamkan keimanan kepada Allah sebagai tuhan yan maha Esa.
5)
Pendidikan shalat.
6)
Pendidikan adab sopan santun.
Dengan
melihat dua bentuk tipe masyarakat diatas, maka sengat tepat jika Rasulullah
melakukan penekanan pendidikan yang berbeda anatara makkah dan madinah. Di
makkah Nabi lebih memprioritaskan pada aspek akidah. Sementara di madinah Nabi
lebih menekankan pada aspek sosial seperti pendidika ukhuwah, kesejahteraan
sosial, dan kesejahteraan keluarga.
Adapun intitusi pendidikan di masa awal yaitu kuttut
atau maktub diambil dari kata Taktib yang berarti mengajar
menulis.[4]
Dalam pendidikan islam khuttab dijadikan
tempat sebgai mengajarkan Al-Quran dan
dasar keagamaan. Pelaksanaan pendidikan lebih terkonsentrasi pada pendidikan
keimanan dan budi pekerti. Dalam perkembangannya tujuan pendidikan khattab
yaitu untuk memperkenalkan baca tulis Quran dan dasar-dasar ajaran agma islam.
Peranan Al-Quran khuttab tetap besar dalam jiwa kita dan besar
pengaruhnya dalam sistem pendidikan islam. Dalam hubungan ini Dr. Ahmad
syallabi berpendapat bahwa Al-Khuttab
yang berkembang lebih awal pada masa permulaan islam adalah Al-Khuttab
yang khusus mengajarkan membaca dan menulis, sedangkan Al-Khuttab yang
mengajarkan Qur’an tumbuh pada masa-masa selanjutnya. Kerena didalam Al-Qhuttab
itu berkumpullah anak-anak dari berbagai ragam lingkungan keluarga, baik yang
kaya maupun yang miskin, sehingga tidak terjadi unsur-unsur pendidikan yang
bersifat diskriminatif, prinsisp-prinsip kebebasan dan demokrasi tercermin
didalam sistem pendidikan.
2.
Studi
islam di Timur Tengah
Pendidikan
islam dan lingkungan berfikir mereka di timur tengah yakni normatif dan tidak
liberal. Dan sejak 1950-an sejumlah universitas ulai mengembangkan pusat
‘’studi kawasan’’ (area studies) islam. Yang mencakup berbagai
kedisiplinan yang berbeda dengan dengan
figure-figure yang memperoleh pendidikan khusus dalam bahasa, kebudayaan, dan
masyarakat muslim diwilayah tertentu.
a.
Shiria
Di shiria jumlah perguruan tinggi hanya ada dua
universitas yang kedua dikelola oleh pemerintah (negeri), yaitu Universitas
Damaskus dan Universitas Aleppo terletak di kota Allepo, sebelah utara
Damaskus. Universitas Damaskus terdapat berbagai fakultas yang salah satunya
adalah fakultas shari’a.
Pendidikan yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswa menggunakan analisis yang mendalam dan tanpa terikat dengan madzhab
yang mereka anut. Terutama diperguruan tinggi, seluruh mahasiswa di beri
kesempatan yang seluas-luasnya untuk membandingkan berbagai pendapat yang ada
didalamnya, sekalipun sebagian besar dosennya masih menganut madhzab fiqih
tertentu, namun sikap fanatisme mereka kelihatan. Materi yang didalami bukan
hanya bertumpu membandingkan berbagai teori dan pendapat dikalangan madzhab
namun juga dibandingkan dengan hukum posistif yang berlaku didunia islam dan
hukum positif dari barat. Disiria banyak belajar tentang hukum islam sangat
menguntungkan dan memberikan bekal yang banyak dan dalam bagi mahasiswa untuk
mendalami ilmu keseharian.[5]
b.
Mesir
Setelah masa kemerdekaan di negara kawasan
Timur Tengah, tokoh dan pemimpin nasional mulai melaksanakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan baru, termasuk dalam bidang pendidikan. Disamping
itu menyusun kurikulum berbagai jenjang pendidikan, dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, dengan memasukan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat
termasuk nilai keislaman. Hal ini bisa dilihat dari apa yang dilakukan oleh
pemerintah gamal Abd al-Nasser di mesir yang melakukan reformasi besar-besaran
dalam bidang pendidikan termasuk modernisasi lembaga pendidikan agama.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Masa pembinaan pendidikan islam
Awal
mula dalam pendidikan yaitu dari ajaran Rasulullah Nabi Muhammad SAW tidak bersifat terbuka,
masih tersembunyi dan penyebarannyapun masih secara diam-diam. Nabi Muhammad
memberikan ajarannya berdasarkan bimbingan langsung dari Allah Swt. Ajaran
tersebut dimaksudkan kepada pengembangan kehidupan umat.
Awal
islam datang periode pendidikan dibagi menjadi dua periode yaitu periode makkah
dan periode madinnah. Kedua periode tersebut penekanannya berbeda. Di makkah
Nabi Muhammad memprioritaskan pada aspek
akidah, sedangkan di madinnah Nabi lebih menekankan pada aspek sosial seperti
pendidikan ukhuwah, kesejahteraan sosial, dan kesejahteraan keluarga.
Institusi
pendidikan yang terdapat di Arab ialah Al-Kuttub. Dalam pendidikan islam
kuttub dijadikan tempat yang mengajarkan Al-Qur’an dan dasar keagamaan.
Hanya sebatas mengjarkan membaca dan menulis, belum sampai pada makna yang
terkandung dalam Al-Qur’an.
Dengan
semakin berkembangnya zaman pendidikan itupun juga mengalami perkembangan.
Mulai dari sarana fasilitas, kualitas pendidikan islam, sampai pemikiran terhadap
suatu permasalahan. Hal itu menandakan bahwa, pendidikan islam dalam menanggapi
persoalan ijtihad tidak hanya menangguhkan pada satu madzhab saja, namun
berfikiran secara luas, bebas dan sesuai dengan hukum islam, serta berkaitan
dengan hukum positif yang ada dibarat.
DAFTAR
PUSTAKA
Abuddin nata, Sejarah Pendidikan Islam, jakarta:UIN
Syarif Hidayatullah, 2010.
Zuharini, Sejarah Pendidikan Islam, jakarta: Bumi
aksara, 2004.
Samsul Nizar, Sejarah dan Pengelolaan Pemikiran
Pendidikan Islam Potret Timur Tengah Era Awal dan Indonesia, Ciputat:
Quantum Teaching. 2005.
[1]
Abuddin nata, sejarah pendidikan islam, jakarta:UIN syarif hidayatullah,
2010, hal. 38
[2]
Zuharini, sejarah pendidikan islam, jakarta: Bumi aksara, 2004, hal.18
[3]
Zuharini, Op,cit, hal 27
[4] Samsul
Nizar, sejarah dan pengelolaan pemikiran pendidikan islam potret timur
tengah Era awal dan indonesia, Ciputat: Quantum Teaching, hal. 57
[5]
Komaruddin Hidayat, belajar islam ditimur tengah, direktur pembinaan
perguruan tinggi agama islam direktorat jenderal pembinaan kelembagaan agama
islam departemen agama RI, hal. 118
Perbandingan Pendidikan: Pendidikan Islam Di Negara Arab
Reviewed by Unknown
on
9:54 PM
Rating:
No comments: